“Kerja sama daerah akan dapat mengoptimalkan potensi sekaligus memecahkan berbagai persoalan terkait keterbatasan daerah dalam meningkatkan pembangunan. Pembangunan harus kolaboratif, dan menggandeng banyak pihak. Jangan paksakan mendayung sendiri, dan kita harus memperkuat fungsi koordinator dengan mengoptimalkan bantuan stakeholders di luar pemerintah,” ujar Gubernur lagi.
Sementara itu dalam sambutannya, Bupati Limapuluh Kota, Safaruddin Dt Bandaro Rajo mengungkapkan rasa terima kasih atas dukungan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan instansi vertikal serta seluruh pihak yang turut membantu pengembangan pembangunan di Limapuluh Kota. Meski demikian ia menyadari masih banyak pekerjaan rumah (PR) yang perlu diselesaikan oleh pemerintah.
“Di usia 183 tahun ini, kita menyadari bahwa masih banyak tantangan yang dihadapi dalam upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat, dan seluruh tantangan itu harus kita jawab. Kami berterima kasih atas partisipasi dan arahan seluruh pihak dalam pembangunan daerah di bawah kepemimpinan Safaruddin – Rizki Kurniawan sejauh ini,” ujarnya.
Di sisi lain, Perwakilan Tokoh Masyarakat Limapuluh Kota yang juga Rektor Universitas Andalas (Unand), Efa Yonnedi mengungkapkan, bahwa sektor pendidikan dan pendidikan tinggi menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, serta mewujudkan Limapuluh Kota sebagai salah satu kabupaten maju di Sumbar.
“Untuk mewujudkan daerah ini sebagai daerah maju, rata-rata penduduk harus memiliki pendapatan per kapita Rp200 juta per tahun, atau sekitar Rp15 juta per bulan. Tentu, untuk mewujudkan ini butuh perjuangan yang tidak mudah. Sektor pendidikan dan pendidikan tinggi menjadi salah satu upaya untuk menuju ke arah itu,” ujarnya. (rdr/rel)