TUAPEJAT, RADARSUMBAR.COM – Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) sedang menjajaki peluang kerja sama dengan maskapai Pelita Air dan Lion Air untuk membuka rute penerbangan menuju Bandar Udara Mentawai (BUM), yang terletak di Pulau Terluar Indonesia. Kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas ke Kabupaten Kepulauan Mentawai yang dikenal dengan potensi pariwisatanya.
Kepala Dinas Perhubungan Sumbar, Dedy Diantolani, mengungkapkan bahwa pada minggu depan, ia bersama Gubernur Sumbar rencananya akan menemui Presiden Lion Air Group untuk membahas kemungkinan kerja sama penerbangan ke Bandar Udara Mentawai. “Kami akan melakukan pembicaraan dengan pihak Lion Air Group untuk membahas peluang penerbangan ke Mentawai,” ujarnya di Padang, Senin (6/1/2025).
Dedy menambahkan bahwa kedua maskapai, Pelita Air dan Lion Air, memiliki pesawat jenis ATR yang sangat memungkinkan untuk terbang ke Bandar Udara Mentawai. Maskapai yang memiliki armada ATR tersebut dinilai sesuai dengan panjang landasan pacu BUM yang memiliki ukuran 1.500 x 30 meter. “Pelita Air memiliki pesawat ATR, yang sangat cocok untuk rute penerbangan menuju Mentawai. Kami akan terus menjajaki peluang kerja sama dengan kedua maskapai ini,” kata Dedy.
Sejak diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 25 Oktober 2023, Bandar Udara Mentawai (BUM) belum didarati oleh pesawat jenis ATR. Dedy menjelaskan, secara teknis tidak ada masalah pada infrastruktur bandara, namun keterbatasan unit pesawat jenis ATR menjadi kendala utama. “Masalahnya bukan pada teknis, tapi lebih kepada keterbatasan pesawat ATR. Tidak semua maskapai memiliki armada ini,” jelasnya.
Dedy mengungkapkan bahwa saat ini Pelita Air, yang merupakan maskapai milik BUMN, banyak digunakan untuk mengangkut pegawai Pertamina ke Mentawai. Menurut Dedy, potensi ini bisa diselaraskan dengan rencana pembukaan penerbangan komersil ke Kepulauan Mentawai, yang diharapkan dapat membuka lebih banyak akses bagi wisatawan dan masyarakat.
“Kami berharap Pelita Air dapat digunakan sebagai penerbangan reguler menuju Mentawai. Kami akan berusaha agar ini dapat terwujud,” tambah Dedy.
Sementara itu, Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumbar, Irfan Sukarna, menekankan pentingnya aksesibilitas untuk pengembangan pariwisata di Kabupaten Kepulauan Mentawai. Ia yakin bahwa jika kemudahan akses menuju Mentawai meningkat, pengembangan desa wisata dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di daerah tersebut akan berkembang dengan cepat. “Aksesibilitas adalah kunci utama untuk mempercepat pengembangan pariwisata dan UMKM di Mentawai,” ujar Irfan.
Meningkatnya akses penerbangan ke Mentawai diyakini akan mempercepat pertumbuhan ekonomi, terutama di sektor pariwisata. Kabupaten Kepulauan Mentawai memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata alam dan budaya, yang dikenal dengan gelombang surfing terbaik di dunia, serta keindahan alam yang menawan. Dengan akses penerbangan yang lebih mudah, Mentawai diharapkan dapat menarik lebih banyak wisatawan domestik dan internasional. (rdr/ant)
Komentar