PADANGPANJANG, RADARSUMBAR.COM – Data produksi cabai di Padangpanjang, Sumatera Barat, beberapa tahun terakhir mengalami penurunan terutama dari segi luas tanam.
Kepala dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Padangpanjang, Ade Nafrita Anas mengatakan, penyebab menurunnya produksi cabai merah dikota itu, salah satunya akibat tingginya biaya produksi yang harus dikeluarkan petani.
“Terutama biaya pupuk, pestisida dan sarana produksi lainnya. Hal ini juga diperparah kondisi cuaca yang tidak menguntungkan untuk budidaya cabai yang menyebabkan banyak berkembang hama dan penyakit yang sering berdampak pada kurangnya produksi dan malah bisa gagal panen,” kata Ade Nafrita, pada kegiatan Gerakan Tanam Cabai dan Penyerahan Bantuan Pekarangan Pangan Lestari (P2L) Kota Padangpanjang 2023 untuk empat Kelompok Wanita Tani (KWT), Jumat (22/12/2023).
Menurut Ade, pada 2020, luas panen cabai besar adalah 99 hektare (ha) dengan produksi sebesar 930,5 ton. Kondisi ini menurun pada 2021 dengan luas panen 74,2 ha dan produksi 693,5 ton. Pada 2022 dengan luas panen 64,9 ha dan produksi 708,14 ton. Pada 2023 sampai Oktober lalu dengan luas panen 41,1 ha dan produksi sebesar 525,9 ton.
“Salah satu upaya yang dapat dilaksanakan dalam mengendalikan kenaikan harga cabai ini ialah dengan memberikan stimulan berupa sarana produksi cabai merah pada petani atau kelompok tani untuk meningkatkan pertanaman cabai merah di lahan pertanian mereka,” jelas Ade.
Ia menambahkan, melalui dana BTT 2023, Dispangtan Padangpanjang, mengajukan dana untuk pembelian sarana produksi cabai untuk 73 petani dengan total luas lahan 6,05 ha. Adapun sarana produksi yang dibantu persatuan hektarenya adalah benih cabai 14 pack, Pupuk NPK Nonsubsidi 400 kg dan Plastik Mulsa Hitam Perak sebanyak 20 ball.
“Dengan adanya bantuan sarana produksi cabai ini diharapkan dapat meringankan biaya produksi para petani penerima. Sehingga dapat meningkatkan pertanaman cabai di lahan masing-masing yang pada akhirnya meningkatkan produksi dan ketersediaan cabai di tengah masyarakat,” harap dia.
Selain itu, kata Ade, pada 2023 ini Padang Panjang juga mendapatkan kegiatan P2L sebanyak empat KWT yang dilaksanakan guna meningkatkan ketersediaan, aksesibilitas dan pemanfaatan pangan, guna mewujudkan ketahanan pangan rumah tangga dan mendukung program pemerintah dalam penanganan lokasi prioritas intervensi penurunan stunting. (rdr/ant)