Selain khawatir akan kerusakan bangunan, pihak sekolah juga khawatir dengan potensi kecelakaan, mengingat tinggi jurang di sekitar sekolah mencapai tujuh meter dari permukaan tanah. “Saat ini, kami terus berjaga agar tidak ada anak-anak yang bermain di tepi jurang yang semakin mengancam keselamatan mereka,” ungkap Afrida.
Beberapa tahun lalu, lebar sungai yang menggerus tanah sekitar sekolah masih sekitar satu meter, namun aliran air semakin besar dan lebar sungai semakin melebar, yang berpotensi merusak lebih banyak area sekolah.
Afrida mengungkapkan bahwa sekolah tidak mampu menangani permasalahan tersebut karena dana yang dibutuhkan untuk penanganan sangat besar. Untuk itu, pihak sekolah telah menyampaikan kondisi tersebut kepada pemerintah dan pihak terkait, disertai dengan proposal permohonan penanganan segera.
“Kami berharap masalah ini dapat segera ditangani agar fasilitas sekolah tidak rusak lebih parah dan proses belajar mengajar dapat berjalan dengan aman dan nyaman,” harap Afrida. (rdr/ant)
Komentar