HJK ke-355, Pemko Padang Gelar Nobar Film Siti Nurbaya

Nonton film bersama dan bedah novel Siti Nurbaya yang ikut dihadiri dua cucu sastrawan fenomenal Kota Padang, Almarhum Marah Roesli di Gedung Bagindo Aziz Chan Youth Center, Senin (5/8/2024) siang. (Foto: Dok. Prokopim)

Nonton film bersama dan bedah novel Siti Nurbaya yang ikut dihadiri dua cucu sastrawan fenomenal Kota Padang, Almarhum Marah Roesli di Gedung Bagindo Aziz Chan Youth Center, Senin (5/8/2024) siang. (Foto: Dok. Prokopim)

PADANG, RADARSUMBAR.COM – Rangkaian Hari Jadi Kota (HJK) ke-355 Kota Padang terus bergulir. Terbaru, kegiatan nonton film bersama dan bedah novel Siti Nurbaya ikut dihadiri dua cucu sastrawan fenomenal Kota Padang, Almarhum Marah Roesli di Gedung Bagindo Aziz Chan Youth Center, Senin (5/8/2024) siang.

Dua cucu Almarhum Marah Roesli yang hadir Utami Roesli dan Dewi Odjar Ratna Komala hadir langsung bersama Penjabat Wali Kota (Pj Wako) Padang, Andree Harmadi Algamar yang ikut menyaksikan penayangan film Siti Nurbaya, bersama guru dan siswa SMP se-Kota Padang.

“Siti Nurbaya bukan hanya sekedar karangan fiksi, tapi jadi karya sastra yang sangat melegenda dan titik awal pelopor kesusastraan Indonesia modern. Bahkan nama Siti Nurbaya ini, sudah diabadikan menjadi nama taman, jembatan, event tahunan, dan masih banyak lagi,” katanya.

Usai penayangan film, dilanjutkan dengan seminar bedah novel Siti Nurbaya bersama Penulis dan Jurnalis Senior, Hasril Chaniago, Penulis Yusrizal KW serta Dosen Sastra Indonesia Universitas Andalas (Unand), Ivan Adila.

Salah satu cucu Almarhum Marah Roesli, Dewi Odjar Ratna Komala menyampaikan rasa bahagianya pada rangkaian momen HJK ke-355 Kota Padang ini.

Harapannya, dengan bedah novel dan nonton bersama ini mampu menyampaikan pesan kasih sayang yang tertuang dalam novel Siti Nurbaya kepada generasi penerus.

“Siti Nurbaya yang ditulis oleh kakek saya ini memuat bagaimana pengabdian seorang anak terhadap orang tua, nilai budaya, dan masih banyak lagi. Nilai itulah yang disampaikan melalui novel dengan gaya penulisan sastra era Balai Pustaka saat itu,” imbuhnya. (rdr)

Exit mobile version