Isu Megathrust jadi Pembahasan di Coffee Morning BPBD Padang

Coffee Morning BPBD Padang pada Kamis (29/8/2024) pagi membahas isu potensi gempa Megathrust. (Foto: Dok. Prokopim)

Coffee Morning BPBD Padang pada Kamis (29/8/2024) pagi membahas isu potensi gempa Megathrust. (Foto: Dok. Prokopim)

PADANG, RADARSUMBAR.COM – Potensi gempa megathrust yang menghantui Sumatera Barat (Sumbar) belakangan sejatinya semakin nyata. Mitigasi dan komunikasi yang efektif sangat mempengaruhi demi menekan jatuhnya korban jiwa.

Hal tersebut menjadi topik utama dalam kegiatan Coffee Morning yang digelar oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang.

Kegiatan tersebut dilaksanakan di Palanta Rumah Dinas Wali Kota Padang pada Kamis (29/8/2024) pagi.

“Kita harus serius dalam memahami dan mengantisipasi potensi bahaya Megathrust yang menjadi ancaman nyata bagi kita semua,” kata Kepala BPBD Kota Padang, Hendri Zulviton.

Padang sebagai wilayah yang rawan bencana, katanya, membutuhkan kerjasama yang kuat antara semua pihak untuk meminimalkan risiko dan meningkatkan kesiapsiagaan.

“Dengan adanya Coffee Morning ini, diharapkan dapat tercipta pemahaman yang lebih baik dan langkah-langkah strategis yang lebih terarah dalam menghadapi situasi darurat,” katanya.

Pemerintah Kota (Pemko) Padang, sejatinya telah melakukan berbagai mitigasi bencana termasuk menyiapkan masyarakat yang cerdas bencana.

“Namun ini harus diperkuat lagi dan butuh masukan dari stakeholder terkait. Melalui pertemuan forum kali ini semakin meningkatkan kesiapsiagaan bersama menghadapi ancaman bencana yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Terlebih untuk memperkuat jejaring, koordinasi dan komunikasi yang lebih baik antara Pemko Padang dengan stakeholder dan insan kebencanaan,” katanya.

“Tidak ada yang bisa memprediksi kapan bencana itu akan terjadi. Namun dengan kesiapsiagaan bersama dan warga yang cerdas bencana, semoga meminimalisir dampak dari bencana tersebut,” sambungnya.

Hendri Zulviton mengatakan, BPBD Padang telah mengantisipasi potensi bencana gempa dan tsunami yang diakibatkan megathrust Mentawai dengan rutin menggelar mitigasi bencana setiap tahun.

“Kami rutin melakukan mitigasi bencana setiap tahunnya. Seperti melakukan edukasi dan simulasi kepada masyarakat, membuat kelurahan tangguh bencana, serta sekolah cerdas bencana dengan program satuan pendidikan aman bencana,” katanya.

Selain itu, kata Hendri, pihaknya juga memaksimalkan peran kelompok siaga bencana (KSB) di seluruh kelurahan, Kogami, Tagana dan penggiat kebencanaan lainnya.

Termasuk membuat rambu-rambu jalur evakuasi (safe zone) di 25 titik lokasi, sekaligus pemasangan sirine peringatan tsunami dan penyediaan shelter di kawasan zona merah.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Padang Panjang, Suaidi Ahadi mengatakan, dalam menyikapi potensi ancaman gempa disertai tsunami yang paling diperlukan bagi masyarakat adalah memahami rantai peringatan dini.

Bahkan, katanya, BMKG sudah membuat aplikasi Info BMKG yang bisa diunduh melalui PlayStore dan AppStore di perangkat telepon seluler (ponsel).

Kepada masyarakat Kota Padang dan Sumbar pada umumnya, silakan menginstal aplikasi ini. Karena sewaktu terjadi gempa bumi yang berpotensi tsunami aplikasi ini mengeluarkan peringatan dini sesuai tingkatan bahaya potensi tsunami,” tuturnya. (rdr)

Exit mobile version