Fadly Amran Hadiri Alek Tradisi Bukak Kapalo Banda di Nagari Bunguih

Alek Tradisi Bukak Kapalo Banda di Bungus, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) pada Minggu (29/9/2024) siang. (Foto: Dok. Tim FA)

PADANG, RADARSUMBAR.COM – Sebuah tradisi adat yang kaya akan makna kembali diselenggarakan di Bunguih, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar).

Tradisi bukak kapalo banda, yang merupakan salah satu warisan budaya Minangkabau, digelar meriah dan penuh khidmat pada Minggu (29/9/2024).

Calon Wali Kota (Cawako) Padang yang juga Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Gerakan Ekonomi dan Budaya Minangkabau (Gebu Minang) Sumbar, Fadly Amran hadir dalam kegiatan ini untuk memberikan dukungan serta menyampaikan pesan penting terkait pelestarian budaya lokal.

Alek tradisi bukak kapalo banda adalah serangkaian upacara adat yang menandai pembukaan atau pembebasan bendungan irigasi (banda) setelah sekian lama ditutup untuk perawatan.

Tradisi ini tidak hanya penting dalam menjaga keberlanjutan irigasi pertanian, tetapi juga menjadi momen kebersamaan masyarakat yang berkumpul untuk berdoa dan bersyukur atas rezeki yang diberikan oleh alam.

Selain itu, acara ini juga mencerminkan nilai-nilai gotong royong yang menjadi ciri khas masyarakat Minangkabau.

Dalam sambutannya, Fadly Amran menekankan pentingnya menjaga dan melestarikan tradisi yang telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Minangkabau.

Tradisi seperti bukak kapalo banda tidak hanya memiliki nilai sejarah, tetapi juga relevan dalam menjaga keseimbangan alam dan ekonomi masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan sektor pertanian.

“Tradisi bukak kapalo banda bukan hanya sebuah seremoni adat, tetapi juga simbol dari harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan. Melalui kegiatan ini, kita diajak untuk menjaga keseimbangan tersebut agar generasi berikutnya bisa merasakan manfaat yang sama. Gebu Minang akan selalu mendukung upaya pelestarian tradisi dan budaya kita yang kaya ini,” kata Fadly.

Lebih lanjut, Fadly juga menekankan pentingnya peran generasi muda dalam menjaga dan melanjutkan tradisi-tradisi lokal.

Ia berharap agar kegiatan seperti ini tidak hanya berhenti pada satu generasi, tetapi terus diwariskan dengan penuh kebanggaan.

Sementara itu, Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Bungus, Bapak Erman B Datuak Rajo Ibrahim, turut memberikan sambutannya.

Ia menjelaskan bahwa bukak kapalo banda memiliki makna mendalam sebagai simbol gotong royong dalam masyarakat Minangkabau.

Tradisi ini mengajarkan pentingnya kebersamaan dalam menjaga sumber daya alam yang memberikan kehidupan bagi masyarakat.

“Tradisi ini sudah ada sejak nenek moyang kita dan merupakan bentuk tanggung jawab kita sebagai masyarakat adat untuk menjaga air sebagai sumber kehidupan. Kami sangat bersyukur acara ini masih bisa berlangsung dengan khidmat, dan kami berharap ini bisa terus dilestarikan ke depannya,” kata Erman B. Datuak Rajo Ibrahim.

Ketua Kerapatan Adat Nagari Bungus, Raizul Mailis Datuak Rajo Nando, juga menyampaikan pandangannya. Ia menegaskan bahwa pelestarian tradisi seperti bukak kapalo banda tidak hanya penting dari sisi budaya, tetapi juga dari sisi ekonomi dan sosial masyarakat.

Menurutnya, kegiatan ini mengajarkan pentingnya kolaborasi antara masyarakat dalam menjaga sumber daya air yang menjadi tulang punggung pertanian di wilayah tersebut.

“Kami berharap kegiatan ini menjadi momentum bagi masyarakat, terutama generasi muda untuk lebih memahami dan menghargai pentingnya tradisi lokal. Air yang mengalir dari banda ini bukan hanya milik kita, tetapi juga milik anak cucu kita di masa depan,” katanya.

Acara tersebut juga dimeriahkan oleh Ketua Panitia Alek Tradisi, Bapak Arfendi Datuak Tan Bagindo, yang mengungkapkan rasa syukurnya atas kelancaran pelaksanaan acara.

Ia berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi, baik masyarakat lokal maupun tokoh-tokoh adat dan pemerintahan.

“Kami sangat berterima kasih atas dukungan semua pihak, terutama kepada Gebu Minang dan para tokoh adat yang telah hadir. Ini adalah wujud dari kebersamaan kita dalam menjaga dan melestarikan tradisi leluhur. Harapan kami, kegiatan ini bisa terus berlanjut dan semakin meriah setiap tahunnya,” katanya.

Alek tradisi bukak kapalo banda di Bunguih ini berlangsung dengan penuh semangat. Selain doa bersama, masyarakat juga terlibat dalam kegiatan mempersiapkan saluran air, membersihkan bendungan, serta merayakan panen yang diharapkan semakin melimpah setelah pembukaan irigasi tersebut.

Tradisi ini menjadi bukti kuatnya ikatan masyarakat Minangkabau dengan alam dan adat istiadat yang terus hidup di tengah kemajuan zaman. (rdr)

Exit mobile version