Sementara itu, Braditi Moulevey mengatakan, dirinya merasa terhormat bisa bertemu dengan Muhammad Iqbal, meski pertemuan keduanya terjadi secara tidak sengaja.
“Dalam pertemuan itu kami membahas banyak hal, bagaimana menciptakan lapangan pekerjaan, kemudian niat untuk membangun Kota Padang, saya seperti sudah lama bertemu dengannya, meski ini baru pertemuan yang pertama kalinya,” katanya.
Saat ini, kata Braditi Moulevey, dirinya terus melakukan komunikasi politik dengan sejumlah pihak dan membuka diri untuk semua kalangan.
“Membangun Kota Padang itu harus dilakukan secara bersama-sama, tidak bisa oleh satu pihak saja, butuh sinergitas dan kerjasama semua pihak, saya ingin membuat Padang ini naik kelas dan bahu-membahu untuk merealisasikannya,” kata Fungsionaris Badan Pimpinan Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) tersebut.
Sebagai seorang kader Partai Gerindra, katanya, dirinya ikut dalam penjaringan calon kepala daerah serta berbagai tahapan lainnya di Pilkada Padang.
“Keputusan ini tidak bisa dari saya sendiri, baik dari Gerindra, dan itu juga harus berkoalisi karena kekurangan kursi (minimal 9 kursi). Siapa koalisi dan calon, itu bukan kewenangan saya, saat ini tugas kami hanya bisa menyampaikan program kerja dan visi misi seperti apa Kota Padang ke depannya. Ini bukan ambisi pribadi, ada tahapan yang harus kami lalui,” katanya.
Jika mendapatkan amanah memimpin Kota Padang, Braditi Moulevey mengatakan akan melakukan pembenahan dan pembangunan secara menyeluruh dari berbagai aspek.
“Pilkada ini berbeda dengan Pileg, karena calon yang diusung sedikit, paling banyak tiga hingga empat pasangan calon, sehingga di sana akan ada pemaparan visi-misi. Saya mempunyai visi membangun Kota Padang secara keseluruhan,” tutur Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Keluarga Minang (IKM) tersebut. (rdr)