“Namun kami akan meluruskan ini juga agar pihak kepolisian tidak dirugikan. Tapi jika ada oknum anggota kami tidak sesuai SOP (dalam bertugas), pasti kami juga memeriksa satu per satu, maksudnya peran mereka sebagai apa pada saat itu. Termasuk 18 orang yang kami amankan itu, maaf 18 orang itu di luar Afif Maulana,” katanya.
Beberapa hari berselang, Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Dwi Sulistyawan mengatakan bahwa pihaknya belum ada mengamankan orang atau pihak yang memviralkan kematian dari Afif Maulana.
Polda Sumbar, katanya, justru fokus kepada penanganan terhadap penyebab kematian dari Afif Maulana di bawah Jembatan Sungai Kuranji Padang.
“Saat ini, belum ada satupun orang yang kami minta terkait video viral tersebut. Kami fokus kepada penanganan kasus kematian Afif Maulana,” katanya didampingi oleh Kasubdit Cyber Ditreskrimsus Polda Sumbar, Kompol Purwanto.
Tak Anti Kritik
Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santoso mengkritik Kapolda Sumbar, Irjen Suharyono dan jajaran yang mengatakan akan mencari orang yang memviralkan kasus kematian Afif Maulana.
“Polda Sumbar jangan menentang kritik masyarakat terkait meninggalnya Afif Maulana karena diduga disiksa oknum polisi. Ini bentuk kritik agar polisi bekerja sesuai aturan. Jadi jangan diserang orang yang mengkritik via medsos,” katanya, Senin (26/4/2024) siang.
Selain itu, Sugeng juga meminta penyelidikan dan penyidikan kasus tersebut tidak terkesan ditutup-tutupi sehingga menimbulkan anggapan ada upaya untuk melindungi oknum polisi yang bersalah dalam kasus tersebut.
“Pemeriksaan perkara meninggalnya anak ini tidak boleh menyembunyikan fakta, melindungi anggota apabila ada dugaan pelanggaran prosedur maupun tindakan kekerasan. Penangangan kasus harus didalami secara obyektif, transparan, dan hak asasi bagi korban dan keluarganya,” katanya.
Terpisah, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) menilai pernyataan Irjen Suharyono sangat janggal dan semakin menguatkan kecurigaan lembaga bantuan hukum itu serta melihat ada yang salah dengan situasi tersebut.
“Bukannya fokus untuk mencari pelaku yang diduga anak buahnya, namun malah ingin melakukan kriminalisasi dan membungkam keadilan bagi korban dan keluarganya,” kata Direktur LBH Padang, Indira Suryani.
LBH Padang melihat tindakan intimidasi, pengancaman dan pembungkaman sudah diduga dilakukan oleh kepolisian untuk berupaya menutup kasus ini.
“Atas pernyataan Kapolda Sumbar, ibu korban merasa kecewa dan hancur karena menyadari jalan yang terjal untuk memberikan keadilan bagi kematian tragis anaknya. Ibu korban menyatakan hatinya bisa terobati jikalau pelaku yang diduga melakukan penyiksaan dihukum berat dan dipecat,” kata perempuan yang akrab disapa Ii tersebut.
Bahkan demi meyakinkan publik, LBH Padang merilis dokumentasi penyiksaan dan menegaskan bahwa ada penyiksaan terhadap Afif Maulana.
“Berhenti membuat pembohongan publik, proses anak buah anda Pak Kapolda Sumbar. Berhenti lindungi pelaku, proses mereka semua. Tugas polisi mencari kebenaran atas tanda-tanda penyiksaan yang muncul ditubuh korban dan kawan-kawannya. Berikan keadilan bagi korban AM dan kawan-kawannya segera,” katanya.
LBH Padang mendorong Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk mengambil alih kasus Afif Maulana karena terindikasi banyak konflik kepentingan.
“Jujur kami merasa tidak percaya dan terlalu banyak konflik kepentingannya atas kasus ini. Melaporkan polisi, ke teman polisi dan ada atasan polisi serta diproses di rumah sakit polisi rasanya sepeti hal yang mustahil. Kami sangat meragukan independensi dan integritas kasus ini di jajaran kepolisian Sumbar apalagi dengan pernyataan Kapolda Sumbar tersebut,” tuturnya.
Lantas seperti apa tanggapan warganet terkait polisi yang hendak memburu orang yang memviralkan kasus kematian Afif Maulana? Berikut beberapa komentar yang dihimpun Radarsumbar.com:
@sekenmax_777: Tangkap aja kami semua pak
@rezarockmen: Suka heran dan bingung, instansi isi nya begitu semua ya??
@ruzmalia: Nahh @humaspoldasumbar bacaa nii , gausah repot² cari tersangka udah ada @tempodotco
@abdr.hanif: @humaspoldasumbar ini min
@hm_alkafie: Lawakan apa lagi ni @humaspoldasumbar @poldasumaterabarat
@adi.faizin: Ayo @humaspoldasumbar, tangkap tempo #KamiBersamaTempo
Beberapa warganet juga mengkritik pernyataan Kapolda Sumbar soal rekaman CCTV yang hilang terkait kematian Afif Maulana:
@raka_a_saputra: bukan hasil CCTVnya tapi Hati nurani bapak
@kamiotenzo: ALASAN CLASIK BIAR TERBEBAS DARI HUKUM. CCTV RUSAK, CCTV DICURI HHAHAHAHA. Mereka ini dicaci maki juga udah gak layak saking minusnya sampe kerak bumi, gw berdoa cepet cepet kiamat aja gw punya dosa sendiri, cuma gw penasaran selama mereka menjabat kira kira dosa apa yang mereka perbuat demi kepentingan, INSTANSI, POLITIK DAN DIRI SENDIRI tentunya
@reborndz: Kirim sini harddrive nya pak nanti saya bantu recover datanya .
@matt_kurniawan88: WOY.. DATA DI HARD DISK CCTV MASIH BISA RECOVERY !!! KALIAN GA PUNYA TIM AHLI ? KASIH KE PIHAK KETIGA, BUKA TERANG KASUS INI !
(rdr)