PADANG, RADARSUMBAR.COM – Lanud Sutan Sjahrir Padang menggelar orientasi jalur evakuasi dalam upaya mitigasi bencana gempa megathrust dan tsunami di wilayah pesisir Kota Padang, Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) pada Jumat (1/11/2024).
Komandan Lanud Sutan Sjahrir, Kolonel Nav Sani Salman Nuryadin, menjelaskan bahwa kegiatan orientasi ini bertujuan mengantisipasi kemungkinan gempa besar dengan mempersiapkan jalur evakuasi bagi warga di sekitar wilayah Lanud Sutan Sjahrir, mengingat Sumatera Barat termasuk dalam segmen rawan sesar Sumatera yang berpotensi megathrust.
“Wilayah ini termasuk area pesisir yang berpotensi tinggi terhadap ancaman gempa dan tsunami. Maka, upaya mitigasi seperti orientasi jalur evakuasi ini sangat penting agar masyarakat sekitar siap menghadapi kemungkinan bencana,” ungkap Kolonel Sani.
Kegiatan ini diikuti oleh jajaran pejabat Lanud Sutan Sjahrir, termasuk Kepala Dinas (Kadis), Kaintel, Komandan Sathanlan, Satpam, dan anggota Dispotdirga. Tim berpatroli menyusuri opsi jalur evakuasi dan mengidentifikasi rute aman yang sudah disiapkan untuk berbagai situasi darurat.
Opsi Jalur Evakuasi yang Ditempuh:
Rute Pertama: Dari Pintu Pure, NDB, Jalan DPR, By Pass, hingga titik akhir di Lapangan TVRI Kota Padang.
Rute Kedua: Dari Gerbang SD Angkasa Lanud Sutan Sjahrir, Jalan Komplek Rajawali, Jalan DPR, By Pass, hingga titik akhir di Lapangan TVRI Kota Padang, dengan total jarak sekitar 7,8 km.
Kolonel Sani menegaskan pentingnya orientasi rute evakuasi agar upaya penyelamatan dapat dilakukan efektif saat bencana. Selain pengecekan rute, tim juga memastikan jalur bersih dari rintangan seperti pohon tumbang atau puing, serta menambah rambu-rambu evakuasi di lokasi strategis.
“Kami juga mengedukasi keluarga dan warga di sekitar Lanud agar memahami rute yang bisa ditempuh saat bencana terjadi. Dengan persiapan yang matang, risiko korban jiwa dan cedera bisa ditekan,” kata Kolonel Sani.
Selain rute evakuasi, tim juga menentukan titik kumpul yang aman dan bebas dari potensi reruntuhan, jauh dari jaringan listrik dan bangunan tinggi yang berpotensi roboh.
Kegiatan mitigasi ini diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap ancaman bencana serta mengurangi dampak yang ditimbulkan jika terjadi gempa megathrust atau tsunami. (rdr/mc)
Komentar