Jelang Nataru 2024, Pemko Padang Pastikan Ketersediaan Bahan Pokok Aman

Ketersediaan 10 bahan pokok strategis seperti beras, cabai rawit, cabai keriting, bawang putih, bawang merah, daging sapi, daging ayam, telur ayam, gula pasir, dan minyak goreng sudah melebihi kebutuhan.

ilustrasi sembako. (Dok. Istimewa)

ilustrasi sembako. (Dok. Istimewa)

PADANG, RADARSUMBAR.COM – Pemerintah Kota (Pemko) Padang memastikan ketersediaan bahan pokok strategis mencukupi kebutuhan masyarakat menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025.

Hal ini disampaikan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Padang, Didi Aryadi, dalam rapat koordinasi Tim Satgas Pangan Kota Padang yang digelar di Kantor Wali Kota Padang, Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) pada Jumat (22/11/2024).

“Ketersediaan dan pasokan bahan pangan pokok untuk masyarakat Kota Padang saat ini mencukupi, bahkan melebihi perkiraan kebutuhan masyarakat,” ujar Didi.

Didi Aryadi memaparkan, ketersediaan 10 bahan pokok strategis seperti beras, cabai rawit, cabai keriting, bawang putih, bawang merah, daging sapi, daging ayam, telur ayam, gula pasir, dan minyak goreng sudah melebihi kebutuhan.

Harga bahan pokok juga relatif stabil, berdasarkan hasil monitoring yang dilakukan di berbagai pasar.

“Tidak ada kelangkaan atau kenaikan signifikan pada bahan pangan pokok saat ini. Misalnya, harga cabai keriting saat ini berkisar antara Rp24.000 hingga Rp30.000 per kilogram (kg), jauh lebih rendah dibandingkan saat langka yang bisa mencapai Rp100.000,” jelas Didi.

Komoditas lainnya seperti beras dihargai Rp15.000-19.000 per kg, bawang merah Rp30.000-36.000, bawang putih Rp36.000-38.000, cabai rawit Rp48.000-50.000, dan daging sapi Rp140.000-150.000 per kg.

Telur ayam berada di harga Rp32.000-34.000 per karpet, gula pasir Rp18.000-20.000 per kig, dan minyak goreng kemasan berkisar Rp17.500-19.000 per liter.

Meskipun produksi pangan di Kota Padang belum mencukupi kebutuhan masyarakat, pasokan dari daerah surplus seperti Bukittinggi, Solok, Alahan Panjang, Aceh, Lampung, dan Kerinci mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.

Namun, Didi juga mencatat adanya penurunan daya beli masyarakat di pasar induk dan pasar-pasar satelit di Kota Padang.

“Fenomena ini dipengaruhi oleh banyaknya pasar-pasar kaget di sekitar perumahan, sehingga masyarakat lebih memilih berbelanja langsung di sana daripada ke pasar tradisional,” ujarnya.

Pemkot Padang terus memantau dinamika ini untuk memastikan stabilitas ekonomi lokal dan ketersediaan bahan pokok tetap terjaga. (rdr/infopublik)

Gabung WhatsApp Channel, Telegram Channel, dan follow juga Facebook, Instagram Radar Sumbar untuk update berita terbaru
Exit mobile version