PADANG, RADARSUMBAR.COM – Pemerintah Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), berkomitmen untuk mengatasi masalah sampah perkotaan dengan mendukung Program Zero Waste 2050 yang digagas oleh pemerintah pusat. Program ini sejalan dengan upaya daerah dalam mengurangi sampah dan mempromosikan pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
Asisten II Sekretaris Daerah Kota Padang, Didi Ariadi, menjelaskan bahwa salah satu langkah utama yang diambil adalah pemisahan sampah di sumbernya. Inisiatif ini berhasil mengurangi timbunan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) hingga 30 persen. Setiap hari, Kota Padang menghasilkan sekitar 600 ton sampah, yang sebagian besar dapat dikurangi melalui proses pengomposan, penguatan kelembagaan, dan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan.
Sebagai bagian dari strategi pengelolaan sampah, Pemerintah Kota Padang juga mengoptimalkan program Padang Bagoro dan kampanye Padang Memilah. Kedua program ini mendukung konsep ekonomi sirkular, yang fokus pada daur ulang dan pengurangan sampah. Diharapkan, langkah-langkah ini dapat memperkuat sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan perguruan tinggi dalam mewujudkan pengelolaan sampah yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Deputy Director for The Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT), Muhammad Hafiz Hannibal, menambahkan bahwa Kota Padang telah menjadi contoh pengelolaan sampah perkotaan yang efektif, dengan pendekatan terintegrasi yang mencakup karbonisasi dan industri daur ulang. Ia percaya bahwa pengelolaan sampah yang dilakukan Padang dapat menjadi inspirasi bagi kota-kota lain, baik yang tergabung dalam IMT-GT maupun tidak.
Rektor Universitas Andalas, Efa Yonnedi, menegaskan pentingnya solusi inovatif dalam pengelolaan sampah di kota-kota besar. Seiring dengan pertumbuhan populasi dan perubahan pola konsumsi, volume sampah diprediksi akan meningkat, menjadi ancaman serius bagi kesehatan, lingkungan, dan ekonomi lokal. Efa menyarankan agar pengelolaan sampah dilakukan dengan pendekatan yang terintegrasi, yang mencakup pengurangan sampah, daur ulang, pengomposan, dan penerapan teknologi baru.
Dalam kesempatan tersebut, Efa juga menekankan peran Universitas Andalas sebagai katalisator dalam pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan. Kolaborasi antara berbagai sektor diharapkan dapat memberikan solusi konkret dalam menghadapi tantangan pengelolaan sampah perkotaan di masa depan. (rdr/ant)
Komentar