“AFR telah terbukti memberikan kontribusi signifikan terhadap efisiensi operasional perusahaan sekaligus pelestarian lingkungan,” katanya.
Selama 2024, lanjut Musytaqim, PT Semen Padang menggunakan 16 jenis AFR untuk menggantikan batubara.
Jenis-jenis AFR yang digunakan meliputi bahan bakar terbarukan seperti Spent Bleaching Earth (SBE) sebanyak 9.175,08 ton, sekam padi 1.740,49 ton, kayu kaliandra 19,83 ton, fiber sawit 3.230,76 ton, serbuk gergaji 938,46 ton, dan tongkol jagung 21,07 ton.
Selain itu, perusahaan juga memanfaatkan limbah seperti Sludge Oil, Glycerin Pitch, oli bekas, dan sampah yang dikumpulkan melalui program “Nabuang Sarok” berbasis aplikasi.
“Program Nabuang Sarok ini menjadi salah satu inisiatif inovatif perusahaan untuk mendukung pengelolaan sampah masyarakat secara berkelanjutan,” ujarnya.
Selain itu, beberapa AFR lain seperti oli bekas, residu filtrasi, dan Sludge Ipal juga digunakan oleh PT Semen Padang sebagai bagian dari upaya penggantian batubara.
“Dengan pemanfaatan AFR, kami dapat mengurangi emisi CO2 secara signifikan, mendukung pengelolaan limbah, dan menciptakan efisiensi biaya produksi,” bebernya Musytaqim.
Musytaqim menegaskan bahwa dengan pemanfaatan AFR yang lebih luas, PT Semen Padang dapat terus mendukung keberlanjutan lingkungan sekaligus meningkatkan efisiensi operasional perusahaan.
“Komitmen ini menjadi bagian dari visi jangka panjang PT Semen Padang dalam menciptakan industri yang lebih ramah lingkungan dan berdaya saing tinggi, sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs),” pungkas Musytaqim. (rdr)
Komentar