PADANG, RADARSUMBAR.COM – Tim gabungan Satreskrim Polresta Padang dan Polsek Kuranji bergerak cepat mengungkap kasus pembacokan terhadap seorang mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang.
Kurang dari 24 jam, tiga orang pelaku berhasil ditangkap di dua lokasi berbeda di wilayah Padang Selatan.
Ketiga pelaku masing-masing berinisial RA (17), R (18), dan AAS (21). Dua di antaranya masih berstatus pelajar, sementara AAS diketahui merupakan pengangguran warga Lubuk Begalung.
“Berdasarkan hasil penyelidikan, ketiga pelaku ini terlibat dalam aksi tawuran dua kelompok remaja yang berujung pembacokan terhadap korban,” ungkap Kapolresta Padang, AKBP Apri Wibowo, dalam keterangannya, Jumat (18/4).
Korban diketahui bernama Muhammad Rafi (22), mahasiswa semester akhir UIN Imam Bonjol Padang yang juga seorang garin masjid. Ia dibacok saat melintas di Jalan By Pass Kilometer 10, dekat Klinik Nomor Satu, Kelurahan Kalumbuk, Kecamatan Kuranji, Kamis (17/4) sekitar pukul 02.00 WIB.
Akibat serangan itu, korban mengalami luka robek serius di bagian punggung dan jari tangan kiri, dan kini menjalani perawatan intensif di RSUD dr. Rasidin Padang.
Kapolsek Kuranji AKP Hendri Bayola menjelaskan, insiden tersebut merupakan buntut tawuran antara dua kelompok yang dikenal dengan sebutan Rawang dan BST.
“Pelaku mengayunkan celurit berwarna emas sepanjang lebih dari satu meter hingga menyebabkan luka robek pada jari tangan korban. Pelaku lain menikam punggung korban menggunakan celurit berwarna silver,” jelasnya.
Setelah kejadian, senjata tajam diserahkan kepada seorang pria bernama Ringgo di kawasan Pasar Gaung. Dari tangan pelaku, polisi menyita sejumlah barang bukti untuk proses penyidikan.
Para pelaku dijerat dengan Pasal 170 ayat 1 dan 2 ke-2 KUHP tentang tindak kekerasan secara bersama-sama, dengan ancaman hukuman penjara bertahun-tahun.
“Kami mengimbau para orang tua agar lebih memperhatikan aktivitas anak-anak mereka agar tidak terlibat tawuran maupun aksi kriminal lainnya,” tegas AKP Hendri.
Sementara itu, ayah korban, Refriadi (50), mengaku terkejut saat mendapat kabar bahwa anaknya menjadi korban pembacokan brutal.
“Awalnya teman anak saya datang ke rumah untuk ambil KTP, katanya Rafi jatuh. Tapi karena firasat saya nggak enak, saya langsung ke rumah sakit dan ternyata benar anak saya dibacok,” ujarnya.
Menurut Refriadi, anaknya bersama seorang teman pulang ke rumah di kawasan Sungai Sapih usai nonton bola. Saat melintasi Simpang Kampung Lalang, mereka tiba-tiba diserang oleh sekelompok orang tak dikenal.
“Pas sampai di ruas Jalan Kampung Kalawi, mereka papasan dengan rombongan motor. Tiba-tiba anak saya dibacok dari arah berlawanan,” katanya.
Hingga saat ini, Muhammad Rafi masih menjalani perawatan intensif. Keluarga berharap pelaku lainnya yang mungkin terlibat segera ditangkap dan dihukum seadil-adilnya. (rdr)

















