Salah satu upaya yang sudah dilakukan ada membuat Gerakan 1.000 telur untuk membantu gizi ibu hamil dan balita.
“Pemenuhan protein anak menjadi penting dalam menekan jumlah anak stunting di Kota Padang,” kata dia.
Sebelumnya Perwakilan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumatera Barat terus melakukan langkah strategis dalam menekan jumlah gagal tumbuh pada anak akibat kurang gizi atau stunting.
Kepala BKKBN Sumbar Fatmawati mengatakan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 sudah dipublikasikan oleh Kementerian Kesehatan dan prevalensi stunting di Sumatera Barat mengalami kenaikan dari 23,3 persen menjadi 25,2 persen.
“Terjadi peningkatan sebesar 1,9 persen dibandingkan tahun 2021,” kata dia.
Menurut dia, dari 19 kota dan kabupaten di Sumbar pada 2022 terdapat tujuh kota dan kabupaten yang mengalami kenaikan angka prevalensi stunting, dan 12 daerah mengalami penurunan.
Ia mengatakan angka ini selaras dengan Total Fertility Rate (TFR) yang tinggi dan angka kematian bayi yang tinggi terutama tiga kota dan kabupaten.
“Ini menjadi perhatian kita bersama untuk bisa melakukan upaya-upaya strategis dalam penurunan stunting,” kata dia. (rdr/ant)