PADANG, RADARSUMBAR.COM – Wali Kota Padang Hendri Septa mengajak para orangtua agar terlibat aktif dalam menekan angka gagal tumbuh pada bayi akibat gizi buruk atau stunting di daerah setempat.
“Sebenarnya ini pemahaman orangtua terkait mana makanan bergizi yang harus dikonsumsi anak agar gizi mereka tercukupi, semua tidak harus mahal dan ada di sekitar kita,” kata dia di Padang, Senin.
Ia menjelaskan para dokter telah menjelaskan bahwa makanan seperti telur rebus, tahu dan tempe kaya protein dan mampu menggantikan daging sebagai sumber protein.
“Semua itu bisa terwujud jika orangtua paham dan telaten memberikan anak mereka nutrisi yang baik,” kata dia.
Selama ini yang ada para orangtua sibuk mencari nafkah dan sedikit abai dengan yang dikonsumsi anak dan balita sehingga memberikan makanan instan.
“Kita mohon orangtua ini memberikan makanan terbaik kepada anak-anak mereka sehingga anak berisiko stunting menjadi berkurang,” kata dia.
Pemkot Padang juga tengah berupaya menekan angka stunting di daerah setempat.
“Kota Padang tahun 2022 ini memang mengalami kenaikan angka stunting menjadi 19,5 persen dan kita targetkan bisa turun di 2023 ini,” kata dia
Salah satu upaya yang sudah dilakukan ada membuat Gerakan 1.000 telur untuk membantu gizi ibu hamil dan balita.
“Pemenuhan protein anak menjadi penting dalam menekan jumlah anak stunting di Kota Padang,” kata dia.
Sebelumnya Perwakilan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumatera Barat terus melakukan langkah strategis dalam menekan jumlah gagal tumbuh pada anak akibat kurang gizi atau stunting.
Kepala BKKBN Sumbar Fatmawati mengatakan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 sudah dipublikasikan oleh Kementerian Kesehatan dan prevalensi stunting di Sumatera Barat mengalami kenaikan dari 23,3 persen menjadi 25,2 persen.
“Terjadi peningkatan sebesar 1,9 persen dibandingkan tahun 2021,” kata dia.
Menurut dia, dari 19 kota dan kabupaten di Sumbar pada 2022 terdapat tujuh kota dan kabupaten yang mengalami kenaikan angka prevalensi stunting, dan 12 daerah mengalami penurunan.
Ia mengatakan angka ini selaras dengan Total Fertility Rate (TFR) yang tinggi dan angka kematian bayi yang tinggi terutama tiga kota dan kabupaten.
“Ini menjadi perhatian kita bersama untuk bisa melakukan upaya-upaya strategis dalam penurunan stunting,” kata dia. (rdr/ant)