PADANG, RADARSUMBAR.COM – Pihak Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr M Djamil Padang angkat bicara pasca seorang pasien meninggal dunia dalam keadaan bersimbah darah usai lompat dari bangunan gedung lantai 3 rumah sakit tersebut.
Peristiwa tersebut menjadi buncah usai pertama kali dilihat oleh salah seorang dokter dan melaporkan ke petugas keamanan tak jauh dari Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang disebut-sebut berada di belakang ruangan HCU penyakit dalam.
“Pasien tersebut dirawat sejak tanggal 6 Maret 2023, sudah 3 hari dirawat di bagian penyakit dalam RSUP M Djamil Padang,” kata Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang RSUP M Djamil Padang, dr Rose Dinda Martini, Kamis (9/3/2023) kepada awak media.
Dari hasil diagnosis, katanya, pasien berinisial HN (40) itu diketahui mengalami gagal ginjal dengan hemodialisis.
“Dan dalam analisis yang dilakukan, baik medis, dokter, atau perawat itu, yah ditemukan itu pasien tidak bisa langsung dikatakan stres atau bagaimana, karena analisis yang kami lakukan dari medis itu, dari penampilan fisik dalam keadaan relatif stabil,” katanya.
Sehingga kata Rose, pihaknya tidak bisa menduga korban meninggal akibat stres ataupun depresi.
“Itu pemeriksaan diagnostik awal itu ada, asesmen untuk psikis sudah dilakukan dan artinya kami tidak menyimpulkan untuk saat ini pasien itu diduga stres atau depresi belum bisa disimpulkan,” katanya.
Rose mengatakan, tidak ada yang mengetahui kejadian tersebut, baik dari pihak keluarga, tim medis rumah sakit atau petugas keamanan yang berjaga.
Kejadian tersebut baru diketahui saat salah seorang dokter yang melintasi TKP melihat korban dalam keadaan bersimbah darah.
“Pada saat kejadian istrinya tidur, setelah injeksi, artinya pada saat kejadian tidak ada yang tahu, setelah ada yang jatuh, (saksi) melaporkan baru setelah itu proses selanjutnya,” ungkapnya.
Ia mengatakan, pasien mengalami penyakit kronis gagal ginjal stadium 5 dimana harus rutin cuci darah dua kali seminggu.
“Yah itu penyakit kronis, artinya ginjalnya itu pembersihan ginjalnya itu dilakukan oleh alat pencuci darah, penyakit kronik tahap akhir namanya,” ucapnya.
Rose juga membantah bahwa korban nekat bunuh diri lantaran masalah biaya atau kondisi lainnya yang menghukum.
Pasalnya, korban diketahui masuk ke dalam peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan rutin cuci darah.
“Tidak ada masalah, (buktinya) hari ini (Senin-Kamis) adalah jadwal korban cuci darah,” imbuh Rose.
Sebelumnya diberitakan, seorang pria berinisial HN (40), warga Batu Kasek,, Kelurahan Pegambiran Ampalu Nan XX, Kecamatan Lubukbegalung, Kota Padang ditemukan tewas bersimbah darah di belakang ruangan HCU penyakit dalam pria RSUP M Djamil Padang.
Dari olah TKP, diduga pria tersebut tewas setelah melompat dari lantai 3 rumah sakit tersebut. (rdr-008)