PADANG, RADARSUMBAR.COM – Seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) di tubuh Pemerintah Kota (Pemko) Padang ditemukan tewas bersimbah darah usai melompat dari lantai 3 salah satu bangunan di RSUP M Djamil Padang. Ia merupakan pasien di rumah sakit tersebut.
Belakangan diketahui, korban bernama Hendrik (40) bertugas di salah satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemko Padang.
Kabar tersebut dibenarkan oleh Kepala Seksi (Kasi) Hubungan Masyarakat (Humas) Polresta Padang, Ipda Yanti Delfina.
Yanti Delfina mengatakan, jasad pria itu ditemukan bersimbah darah pada Rabu (8/3/2023) malam sekitar pukul 22.30 WIB.
“Kronologis kejadian berawal adanya laporan dari salah satu dokter Rumah Sakit M Djamil Padang bahwa ada pasien yang tergeletak di belakang ruangan HCU penyakit dalam, kemudian datang sekuriti melakukan pengecekan ke lokasi,” ujarnya kepada awak media, Kamis (9/3/2023).
Berikut 4 fakta yang berhasil dihimpun Radarsumbar.com terkait kematian mengenaskan Hendrik.
1. ASN Pemko Padang
Hendrik belakangan diketahui bertugas di Pemko Padang. Informasi tersebut berhasil dihimpun Radarsumbar.com dari sejumlah ASN Pemko Padang.
Namun, Kepala Badan Kepegawaian dan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Padang, Arfian mengaku tidak tahu pasti siapa ASN yang meninggal mengenaskan di tubuh Pemko Padang tersebut.
“Memang ada (ASN) yang meninggal di Pemko Padang, cuma saya kurang tahu siapa, karena yang melepas jenazah Sekretaris Daerah (Sekda),” kata Arfian dihubungi Radarsumbar.com via seluler, Kamis (9/3/2023) siang.
2. Gagal Ginjal
Pihak Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr M Djamil Padang angkat bicara pasca seorang pasien meninggal dunia dalam keadaan bersimbah darah usai loncat dari bangunan gedung lantai 3 rumah sakit tersebut.
Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang RSUP M Djamil Padang, dr Rose Dinda Martini mengatakan, dari hasil diagnosis, katanya, pasien bernama Hendrik diketahui mengalami gagal ginjal dengan hemodialisis.
“Dan dalam analisis yang dilakukan, baik medis, dokter, atau perawat itu, yah ditemukan itu pasien tidak bisa langsung dikatakan stress atau bagaimana, karena analisis yang kami lakukan dari medis itu, dari penampilan fisik dalam keadaan relatif stabil,” katanya.
Sehingga kata Rose, pihaknya tidak bisa menduga korban meninggal akibat stres ataupun depresi.
“Itu pemeriksaan diagnostik awal itu ada, asesmen untuk psikis sudah dilakukan dan artinya kami tidak menyimpulkan untuk saat ini pasien itu diduga stres atau depresi belum bisa disimpulkan,” katanya.
3. Tanpa Pengawasan
Peristiwa tersebut menjadi buncah usai pertama kali dilihat oleh salah seorang dokter dan melaporkan ke petugas keamanan tak jauh dari Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang disebut-sebut berada di belakang ruangan HCU penyakit dalam.
“Pasien tersebut dirawat sejak tanggal 6 Maret 2023, sudah 3 hari dirawat di bagian penyakit dalam RSUP M Djamil Padang,” kata dr Rose Dinda Martini.
Rose mengatakan, tidak ada yang mengetahui kejadian tersebut, baik dari pihak keluarga, tim medis rumah sakit atau petugas keamanan yang berjaga.
Kejadian tersebut baru diketahui saat salah seorang dokter yang melintasi TKP melihat korban dalam keadaan bersimbah darah.
“Pada saat kejadian istrinya tidur, setelah injeksi, artinya pada saat kejadian tidak ada yang tahu, setelah ada yang jatuh, (saksi) melaporkan baru setelah itu proses selanjutnya,” ungkapnya.
Ia mengatakan, pasien mengalami penyakit kronis gagal ginjal stadium 5 dimana harus rutin cuci darah dua kali seminggu.
“Yah itu penyakit kronis, artinya ginjalnya itu pembersihan ginjalnya itu dilakukan oleh alat pencuci darah, penyakit kronik tahap akhir namanya,” ucapnya.
Rose juga membantah bahwa korban nekat bunuh diri lantaran masalah biaya atau kondisi lainnya yang menghukum.
Pasalnya, korban diketahui masuk ke dalam peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan rutin cuci darah.
“Tidak ada masalah, (buktinya) hari ini (Senin-Kamis) adalah jadwal korban cuci darah,” imbuh Rose.
4. Bangunan Kosong
Ternyata, lokasi tempat Hendrik ditemukan meninggal dunia bersimbah darah tersebut merupakan rangkaian dari bangunan ruang High Care Unit (HCU) RSUP M Djamil Padang.
Salah seorang petugas rumah sakit yang tak mau disebutkan namanya mengatakan, bangunan itu kosong atau tidak ditempati karena lagi proses perbaikan.
“Kosongnya belum lama ini, kan lagi perbaikan, makanya kosong,” ucap sumber tersebut. (rdr-008)