Mengintip Kesibukan Emak-emak di Padang ‘Malamang’ Jelang Ramadan

Sejumlah emak-emak di kawasan tersebut melakukan tradisi 'Malamang' atau memasak lemang dalam rangka menyambut bulan suci Ramadan 1443 Hijriah.

Sejumlah emak-emak di RW 05, Kelurahan Padang Basi, Kecamatan Lubuk Kilangan melakukan tradisi 'Malamang' pada Kamis (16/3/2023) siang. (Foto: Dok. Istimewa)

Sejumlah emak-emak di RW 05, Kelurahan Padang Basi, Kecamatan Lubuk Kilangan melakukan tradisi 'Malamang' pada Kamis (16/3/2023) siang. (Foto: Dok. Istimewa)

PADANG, RADARSUMBAR.COM – Ada aktivitas yang sedikit berbeda namun rutin setiap tahun yang dilakukan oleh sekelompok emak-emak di RW 05, Kelurahan Padang Besi, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) pada Kamis (16/3/2023) siang, yakni malamang.

Sejumlah emak-emak di kawasan tersebut melakukan tradisi ‘Malamang’ atau memasak lemang dalam rangka menyambut bulan suci Ramadan 1443 Hijriah.

“Malamang ini adalah salah satu tradisi di masyarakat kita dalam rangka menyambut bulan suci Ramadan 1444 Hijriah, maka diadakan kegiatan malamang. Ini inisiatif dari warga,” kata Ketua RW 05 Padang Besi, Zulfi Azwar.

Zulfi menjelaskan, Lamang yang dibikin tersebut dibagikan ke warga dan dinikmati bersama-sama. “Sebagaimana ungkapan, samo-samo kito mamakan saketek surang (sama-sama kita menikmati makanan meskipun tak banyak).”

“Yang penting tradisi malamang tetap kami laksanakan setiap tahun (saat) menyambut bulan suci Ramadan (1444 Hijriah),” katanya.

Zulfi mengatakan, tradisi malamang merupakan kegiatan yang sudah turun-temurun dilaksanakan sejak dahulu kala. “Kenapa malamang? Karena ini tradisi nenek moyang, ada juga namanya marandang (memasak rendang),” katanya.

Tujuan lain dari kegiatan tersebut, katanya, adalah untuk silaturahmi, karena dalam tradisi malamang tersebut warga juga menghadirkan para stakeholders di Padang Basi.

Sebagaimana diketahui, Malamang biasanya dilakukan secara bersama-sama dengan para tetangga, mulai dari penyiapan bahan lamang, persiapan api unggun, mencari bambu, menjaga api agar tetap menyala saat pembakaran lemang, hingga lemang siap dimakan atau dihidangkan.

Tradisi ini dipercaya masyarakat Minang dapat menjaga silaturahmi, dan memupuk jiwa gotong royong.

Lamang atau Lemang tidak hanya menjadi makanan yang disajikan untuk menyambut kedatangan kerabat saat lebaran, namun juga untuk Manjalang Mintuo (hantaran untuk mertua) dari menantu perempuan.

bahan-bahan yang diperlukan dalam memasak lemang diantaranya bambu khusus untuk lemang, daun pisang bagian pucuk, santan, beras ketan, dan pisang.

Bambu kemudian dibersihkan dan dilapisi daun pisang yang dimasukkan ke dalam bambu. Sementara santan yang sudah diperas baru dimasukkan setelah beras ketan.

Agar tidak hangus, api yang digunakan tidak terlalu besar. Di saat beras ketan dan santan mulai mendidih di dalam bambu, lemang dimasak dengan api kecil atau bara api sambil menunggu matang.

Proses selanjutnya yakni, membalikkan bambu agar lemang matang secara keseluruhan yang memakan waktu hingga empat jam lamanya.

Lemang yang dibuat bisa bervariasi, diantaranya menggunakan beras ketan biasa biasa, beras ketan hitam, dan bisa dicampurkan dengan pisang. (rdr-008)

Exit mobile version