Kuliah Umum di Unand, Pimpinan BPK RI Ini Minta Mahasiswa Belajar dari Buya Hamka dan Hatta

Saya menginspirasikan Buya Hamka dan Bung Hatta dalam menggapai mimpi

Pimpinan VII Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI, Hendra Susanto. (Foto: Dok. Istimewa)

PADANG, RADARSUMBAR.COM – Pimpinan VII Badan Pemeriksa Keuangan Negara (BPK) RI, Hendra Susanto meminta mahasiswa belajar dari sosok Buya Hamka dan Bung Hatta.

Hal ini disampaikannya dalam Kuliah Umum bertajuk ‘Tacit Knowledge Developing Leadership and Capabilities To Achieve Your Ultimate Goals’ di Universitas Andalas (Unand).

“Saya menginspirasikan Buya Hamka dan Bung Hatta dalam menggapai mimpi,” kata Hendra di Padang, Selasa (21/3/2023) siang.

Bukan tanpa alasan Hendra mengidolakan dua sosok bapak bangsa tersebut.

Ia melihat bahwa Buya Hamka dan Bung Hatta bisa menjadi tokoh berpengaruh hingga saat ini karena perjuangan mereka di tengah keterbatasan.

“Bayangkan saja, pada waktu itu belum ada teknologi internet, transportasi memadai, namun mereka sukses mewujudkan mimpi mereka membangun bangsa ini,” katanya.

Bahkan, katanya, perjalanan bangsa tidak terlepas dari lakek tangan kedua orang itu, selain nama besar lainnya dari Sumatera Barat (Sumbar), seperti Sutan Sjahrir.

Menurutnya, mahasiswa saat ini bisa belajar dari mana saja dan tidak terpaku kepada satu cabang keilmuan semata.

Pengalaman, katanya, merupakan pengetahuan yang dimiliki seseorang yang dikumpulkan dari pengalaman dan pemahaman dalam konteks pribadi yang terinternalisasi dalam setiap individu.

“Mahasiswa harus siap dengan apa yang hendak dituju dan dilakukan. Jika sudah siap, tidak ada alasan untuk tidak mampu bersaing,” katanya.

Ia juga memberikan tips kepada mahasiswa dalam meraih mimpi dan sukses.

Di antaranya, melatih diri sejak dini dan memiliki mimpi sejak kuliah dan selalu belajar dari siapapun.

Kemudian, memiliki aktivitas bermanfaat yang memiliki nilai kontribusi kepada keluarga, masyarakat dan Negara.

“Saya sejak dini membangun kemampuan, kapasitas, jaringan dan keinginan selalu belajar dari senior ataupun atasan,” kata pria kelahiran Lahat, Sumatera Selatan (Sumsel), 14 September 1972 silam itu.

Bahkan, katanya, dirinya bisa menjadi seorang pimpinan di BPK RI juga karena kemauan dan keberanian memulai sesuatu yang baru, mengingat dirinya yang berlatar belakang seorang Teknik Sipil.

“Siapa yang menyangka saya yang berlatar belakang Teknik Sipil bisa menjadi seorang pemeriksa di BPK RI, membawahi BUMN pula,” katanya.

Pemahaman penguasaan subject matter, katanya, menjadi kunci utama dalam keberhasilan pemeriksaan.

“Ilmu tertinggi dalam pemeriksaan adalah saat melakukan investigasi, perhitungan kerugian negara dan menjadi ahli di pengadilan,” ujarnya. (rdr-008)

Exit mobile version