PADANG, RADARSUMBAR.COM – Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Kelas II Padang, Sumatera Barat mencatat terjadi 22 kecelakaan di perlintasan sebidang setiap tahunnya di daerah setempat.
Kepala BTP Padang, Supandi di Padang, Jumat mengatakan, dari data yang ada sejak 2017 hingga Februari 2023 sudah terjadi 130 kecelakaan.
“Kita sangat prihatin dengan kondisi ini mengingat sisi panjang jalur aktif di Sumbar hanya sekitar 107 kilometer dengan tiga pelayanan kereta saja,” kata dia.
Ia mengatakan salah satu penyebabnya tingginya angka kecelakaan tersebut karena banyaknya perlintasan sebidang liar atau tak terdaftar yakni sebanyak 388 perlintasan.
Ia mengatakan 388 perlintasan liar atau tak terdaftar tersebut terdiri dari 42 perlintasan terdaftar dijaga, 58 perlintasan terdaftar tak dijaga, dan 288 perlintasan liar.
Menurut dia tingkat kecelakaan di perlintasan sebidang di Sumbar masih sangat tinggi. Sebab itu, salah satu program keselamatan perlu dilakukan dengan membangun Pos JPL.
Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Kelas II Padang, Sumatera Barat akan mengoperasikan 27 Pos Jalur Perlintasan Langsung (JPL) di beberapa titik di Sumatera Barat mulai Sabtu (1/4/2023).
“Salah satu dari program keselamatan BTP Padang ini bertujuan untuk menekan angka kecelakaan di perlintasan sebidang kereta api di wilayah Kabupaten Padang Pariaman, Kota Pariaman serta Kota Padang,” kata dia
BTP Padang juga telah melaksanakan proses rekrutmen dan sertifikasi 81 Penjaga Jalan Lintasan (PJL) yang menjaga perlintasan sebidang.
Ia mengatakan anggota PJL ini akan ditempatkan di 27 titik Pos Jalur Perlintasan Langsung (JPL) dengan rincian 30 Penjaga Jalan Lintasan (JPL) berada di 10 Pos JPL Kota Padang.
Kemudian 33 PJL berada di 11 Pos JPL Kabupaten Padang Pariaman dan 18 PJL ditugaskan di enam Pos JPL di Kota Pariaman.
Program keselamatan di perlintasan sebidang yang dilakukan BTP Padang baik di tahun 2021 dan 2022 merupakan program percontohan penanganan perlintasan sebidang secara komprehensif.
Balai Teknik Perkeretaapian juga membangun Early Warning System (EWS) di 30 titik perlintasan lainnya, frontage road sepanjang 6,7 kilometer patok rel pengamanan sepanjang 8,1 kilometer.
Kemudian membangun pagar ornamen sepanjang 7,3 kilometer, dua Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) atau Jembatan Penyeberangan Motor (JPM) dan menutup 261 perlintasan sebidang yang membahayakan
Sementara Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Barat Dedy Diantolany mengatakan masih banyak pekerjaan semua pemandu kewenangan yang harus dilakukan untuk menangani dan mencari solusi yang tepat untuk menekan angka kecelakaan ini.
“Miris sekali melihat kecelakaan yang terjadi selama ini, apalagi hingga memakan korban jiwa. Dengan menutup perlintasan liar yang dilakukan BTP Padang ini merupakan salah satu upaya untuk mengurangi angka kecelakaan,” tutupnya. (rdr/ant)