PADANG, RADARSUMBAR.COM – Wali Kota Padang, Hendri Septa memuji respons baik masyarakat pasca gempa magnitudo 6,9 yang mengguncang sebagian besar wilayah Sumatera Barat (Sumbar) pada Selasa (25/4/2023) dini hari.
Hal tersebut disampaikannya usai meninjau sejumlah lokasi yang ada di Kota Padang pasca gempa pada dini hari tersebut.
“Bersyukurnya kami punya kegiatan (mitigasi bencana) dan respons masyarakat luar biasa, ada yang evakuasi ke kantor Gubernur, Polda (Sumbar),” kata Hendri saat ditemui Radarsumbar.com di Masjid Raya Sumbar.
Pantauan Radarsumbar.com, Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu terlihat memantau sejumlah lokasi dan titik aman evakuasi yang ada di Kota Padang.
Dia didampingi oleh sejumlah Pejabat Utama (PJU) dan instansi terkait di Pemerintah Kota (Pemko) Padang, seperti Sekretaris Daerah (Sekda), Andree Harmadi Algamar.
Kemudian, Asisten 1, Edi Hasymi, Kadis Damkar, Budi Payan, Kabag Prokopom, Amrizal Rengganis, Kabid KL BPBD Kota Padang, Basril, dan Kabid Ops dan Sarpras Dinas Damkar Kota Padang, Sutan Hendra.
“Yang kami harapkan masyarakat untuk tetap waspada, terutama yang berada di bibir pantai, yang penting protap jalan, informasi kerusakan belum ada, kalau yang kami rasakan beda dengan tahun sebelumnya, dimana gempa kali ini berayun,” katanya.
Selain itu, Pemko Padang katanya akan memperbaharui batas aman atau tsunami safe zone di 20 titik. “Sehingga nantinya masyarakat tahu di mana titik aman mereka mengevakuasi diri ketika terjadi gempa,” katanya.
Sebelumnya, hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi memiliki parameter update dengan magnitudo 6,9.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 0,94 derajat lintang selatan, 98,38 derajat bukur timur atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 177 kilometer barat laut Kepulauan Mentawai Sumatera Barat pada kedalaman 23 kilometer.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis dangkal akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Siberut, Mentawai dengan skala intensitas VI MMI (Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak, kerusakan ringan).
Daerah Pasaman Barat, Padang Pariaman, Agam dan Padang dengan skala intensitas V MMI (Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti).
“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini berpotensi tsunami. Daerah yang berpotensi terdampak tsunami dengan status waspada di daerah Nias Selatan, Pulau Tanabala Sumatera Utara,” kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono. (rdr-008)