Sementara Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kelas I Padang Suaidi Ahadi mengingatkan warga Kota Padang Sumatera Barat untuk mengenali pola guncangan gempa bumi yang terjadi.
“Hal ini perlu dilakukan warga Padang karena kota ini merupakan daerah pesisir pantai yang rawan gempa dan tsunami,” kata dia.
Menurut dia sebagai daerah yang berada di kawasan Megatrusht Mentawai warga Kota Padang harus belajar sehingga mereka dapat membedakan gempa yang terjadi.
“Tanpa melihat telepon pintar atau lainnya kita dapat mengenali mana gempa yang berpotensi tsunami,” kata dia.
Hal ini juga dapat mengajarkan warga kota agar tidak buru-buru melakukan evakuasi jika gempa terjadi.
Ia mengatakan apabila gempa kuat terjadi mengayun dan membuat manusia tidak dapat berdiri itu artinya gempa sudah memiliki magnitudo 7 ke atas dan berpotensi tsunami.
Jika gempa itu memiliki guncangan vertikal, itu menandakan gempa berada tidak lebih 100 kilometer jaraknya dari lokasi berdiri. “Gempa dengan guncangan vertikal ini potensi tsunami cenderung kecil,” kata dia.
Sementara gempa dirasakan sangat kiat dan membuat tidak dapat berdiri maka potensi tsunami sampai ke daratan hanya membutuhkan waktu 20 menit hingga 30 menit. “Waktu ini tentu harus dimanfaatkan untuk melakukan upaya mitigasi,” kata dia. (rdr/ant)