PADANG, RADARSUMBAR.COM – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kelas I Padang Suaidi Ahadi mengimbau warga Kota Padang agar mengenali pola guncangan gempa bumi yang terjadi sebagai upaya mitigasi bencana.
“Hal ini perlu dilakukan warga Padang karena kota ini merupakan daerah pesisir yang rawan gempa dan tsunami,” kata dia di Padang, Jumat.
Menurut dia, sebagai daerah yang berada di kawasan megathrust Mentawai warga Kota Padang harus belajar sehingga mereka dapat membedakan pola gempa yang terjadi.
“Tanpa melihat telepon pintar atau sumber informasi lainnya kita dapat mengenali mana gempa yang berpotensi tsunami,” kata dia.
Hal ini juga dapat mengajarkan warga kota agar tidak buru-buru melakukan evakuasi jika gempa terjadi.
Ia mengatakan apabila gempa kuat terjadi mengayun dan membuat manusia tidak dapat berdiri itu artinya gempa sudah memiliki magnitudo 7 ke atas dan berpotensi tsunami.
Jika gempa itu guncangan vertikal menandakan gempa berada tidak lebih 100 kilometer jaraknya dari lokasi berdiri. “Gempa dengan guncangan vertikal ini potensi tsunami cenderung kecil,” kata dia.
Sementara gempa dirasakan sangat kuat dan membuat tidak dapat berdiri, maka potensi tsunami sampai ke daratan hanya membutuhkan waktu 20 menit hingga 30 menit.
“Waktu ini tentu harus dimanfaatkan untuk melakukan upaya mitigasi,” kata dia.
Ia mengatakan pascagempa Mentawai pada Selasa (25/4/2023) dini hari, megathrust Mentawai masih menyimpan kekuatan gempa magnitudo 8,9.
Menurut dia, kekuatan gempa megathrust Mentawai akan habis jika gempa dengan kekuatan magnitudo 6,9 terjadi sebanyak 130 kali.
“Untuk kekuatan magnitudo 8,9 itu habis, membutuhkan gempa dengan kekuatan magnitudo 6,9 sebanyak 130 kali,” lanjutnya.
Ia mengimbau masyarakat agar tidak panik dan tetap waspada jika terjadi gempa dengan kekuatan yang cukup besar.
“Dengan masih tersimpan kekuatan gempa di megathrust Mentawai ini masyarakat harus tetap waspada jika suatu saat kembali terjadi gempa,” katanya.
Ia mengimbau masyarakat agar tidak perlu panik dengan hal tersebut dan tetap melaksanakan Standar Operasional Prosedur (SOP) kebencanaan.
“Kami imbau masyarakat agar jika terjadi gempa dengan kekuatan yang cukup besar hendaknya langsung melakukan evakuasi mandiri ke zona aman yang telah ditentukan,” kata dia. (rdr/ant)