Tingkatkan Mitigasi Bencana, Lapas Padang Proyeksikan Bangunan Tinggi sebagai Tempat Evakuasi

Alternatifnya adalah bangunan-bangunan terdekat seperti hotel

Kepala Lapas Padang Era Wiharto. ANTARA/FathulAbdi

PADANG, RADARSUMBAR.COM – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Muaro Padang, Sumatera Barat (Sumbar), meningkatkan upaya mitigasi bencana untuk menghadapi gempa bumi serta tsunami guna meminimalisir resiko saat bencana terjadi.

“Sebagai lapas yang berada di dalam zona merah tsunami maka Lapas Padang harus meningkatkan kesiapan serta mitigasi bencana secara berkelanjutan,” kata Kepala Lapas Padang Era Wiharto di Padang, Selasa.

Ia mengatakan gempa bumi yang terjadi pada Selasa (25/4/2023) dengan kekuatan magnitudo 6,9 menjadi perangsang bagi pihaknya untuk melihat kembali kesiapsiagaan bencana.

Getaran gempa saat itu terasa sangat kuat saat itu hampir di seluruh kabupaten dan kota di provinsi setempat. Bahkan BMKG sempat mengeluarkan peringatan dini tsunami.

“Gempa bumi yang terjadi beberapa waktu lalu itu secara otomatis kami jadikan dasar evaluasi untuk meninjau kembali apakah tindakan sudah sesuai dengan prosedur operasi standar yang ditetapkan,” katanya.

Era Wiharto mengatakan untuk kondisi bangunan lapas yang sebahagiannya adalah sisa pembangunan zaman kolonial berada dalam kondisi aman tanpa kerusakan usai gempa.

“Namun hal positif yang kami lihat kemarin itu adalah para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) tidak mengalami kepanikan berlebih sehingga situasi bisa terkendali,” jelasnya.

Pihaknya telah mengirimkan surat kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk melaksanakan simulasi gempa dan tsunami yang disesuaikan dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) Lapas Padang.

“Sesuai SOP ketika gempa bumi terjadi dengan kekuatan magnitudo di atas 7, maka Lapas Padang bersiap untuk langkah evakuasi sembari memantau arahan dari instansi terkait,” jelasnya.

Para WBP akan dikumpulkan di satu titik ketika gempa terjadi, kemudian akan dikeluarkan jika perlu dengan pengawalan pegawai, menuju titik aman dari bangunan lapas yang berada di bibir pantai.

Karena saat ini Lapas Padang tidak memiliki bangunan shelter, katanya, maka tujuan evakuasi adalah bangunan tinggi terdekat yang bisa difungsikan sebagai perlindungan.

“Titik evakuasi yang ditentukan sebelumnya adalah kawasan Gunung Padang, namun mesti diubah karena jarak tempuhnya jauh dan harus melewati jembatan. Alternatifnya adalah bangunan-bangunan terdekat seperti hotel,” jelasnya.

Pihaknya memroyeksikan pengadaan pelampung bagi 900 WBP serta pegawai. Sementara untuk penanganan jangka panjang Lapas Padang membutuhkan bangunan shelter. (rdr/ant)

Exit mobile version