PADANG, RADARSUMBAR.COM – Pemerintah Kota Padang, Sumatera Barat melalui Puskesmas Padang Pasir mengedukasi puluhan pelajar SMP dan SMA di daerah itu terkait pencegahan gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi atau stunting.
Kepala Puskesmas Padang Pasir Dessy Susanti di Padang, Kamis, mengatakan edukasi ini khusus pada pentingnya menjaga kesehatan tubuh bagi remaja, khususnya remaja putri agar tidak mengalami anemia yang dapat menyebabkan stunting pada anak yang dilahirkan kelak.
Selain itu, pentingnya meminum pil penambah darah sebagai upaya mencegah remaja putri terkena anemia, sehingga kelak mereka menikah dan melahirkan anak yang sehat, sehingga dapat membantu menurunkan angka stunting di daerah setempat.
“Kegiatan yang sudah kita laksanakan membagikan tablet tambah darah ke sekolah untuk remaja putri, jadi kita sudah kerja sama dengan konselor sebaya dan guru BK,” kata dia.
Pihaknya membagikan tablet tambah darah dan mereka meminumnya setiap minggu di sekolah. Ia mengatakan anak perempuan adalah calon ibu, jangan sampai mereka tidak sehat dan mengalami anemia.
“Jika mereka mengalami anemia, saat menikah, mereka tidak layak hamil,” kata dia.
Pihaknya juga mensosialisasikan aplikasi GEMOI yang mempermudah akses remaja melakukan konsultasi terkait persoalan remaja, seperti penggunaan narkoba, pergaulan bebas dan lainnya.
“Melalui aplikasi ini mereka akan diberikan bimbingan agar kembali menata masa depan,” kata dia.
Sebelumnya Pemerintah Kota Padang, Sumatera Barat menargetkan prevalensi angka anak yang gagal tumbuh akibat kekurangan gizi (stunting) di kota berpenduduk sekitar 900 ribu jiwa tersebut, pada akhir 2023 turun menjadi 17 persen.
Wali Kota Padang Hendri Septa mengatakan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2022, Kota Padang di angka 19,5 persen, angka ini mengalami kenaikan dari 2021 sebesar 18,9 persen.
“Memang terjadi kenaikan, dan di tahun ini kita semua bersepakat untuk menekan angka stunting. Hari ini kita rapat dengan Kantor Kemenag, Dinas Kesehatan, DP3AP2KB, Puskesmas dan penyuluh bersepakat menurunkan angka tersebut,” kata dia.
Ia mengatakan saat ini jumlah anak yang terdata stunting sebanyak 2.563 anak dan targetnya turun menjadi 641 di akhir tahun ini.
“Kalau bisa tentu semua anak yang telah terdata stunting ini dapat kita buat sehat dengan penanganan khusus, sehingga mereka bisa sehat kembali,” ucapnya.
Di Kota Padang saat ini terdata ada 10.251 ibu hamil dan sebanyak 1.425 ibu hamil ini mengalami anemia atau sekitar 13,9 persen. Kemudian, ibu hamil kekurangan energi kronis (KEK) sebanyak 850 orang dan ibu hamil berisiko sebanyak 2.174 orang atau sekitar 21,3 persen.
“Ibu hamil ini diprediksi melahirkan bulan Oktober atau November 2023 dan kita berupaya agar mereka semua terpenuhi nutrisi gizinya, sehingga melahirkan anak yang sehat,” kata dia. (rdr/ant)