Diinisiasi Andri Tanzil, Seminar MUA ‘Minang Lamo’ Berjalan Sukses

Seminar pemasangan suntiang cucuak tersebut dipadati oleh lebih dari 300 peserta baik dari dalam Kota Padang maupun luar kota.

Andri Tanzil atau Ko An memperagakan kepada seluruh peserta bagaimana cara memasang suntiang cucuk dalam seminar Minang Lamo. (Dok. Istimewa)

Andri Tanzil atau Ko An memperagakan kepada seluruh peserta bagaimana cara memasang suntiang cucuk dalam seminar Minang Lamo. (Dok. Istimewa)

PADANG, RADARSUMBAR.COM – Seminar yang bertajuk ‘Minang Lamo‘ yang dilaksanakan di Hotel Pangeran Beach pada Kamis lalu yang digagas oleh Andri Tanzil atau Ko An dengan menggaet sejumlah MUA (Make Up Artist) berjalan sukses.

Seminar pemasangan suntiang cucuak tersebut dipadati oleh lebih dari 300 peserta baik dari dalam Kota Padang maupun luar kota, begitu juga dengan antusias para peserta dan masyarakat yang ingin menyaksikan secara langsung seminar tersebut.

Terlihat juga hadir perancang aksesoris ternama Henry Tjan, perancang busana Eko Khardio dan Team MUA (Make Up Artist) bertalenta di Sumbar yang berkompeten di bidang dan signaturnya masing-masing.

Acara tersebut dibuka oleh demo makeup bersama para MUA bertalenta di Sumbar, kemudian acara puncaknya adalah pemasangan suntiang cucuak dan pengenalan bentuk ciri khas pengantin Minang tersebut, dilanjutkan dengan show dari berbagai konsep karya seni terkait yang luar biasa.

Kepada Radarsumbar.com, Sabtu (3/6/2023), Ko An mengatakan, acara seminar yang berjudul ‘Minang Lamo‘ itu dihadiri oleh istri Gubernur Sumbar, Harneli Bahar.

“Acara ini kolaborasi dengan MUA (Make Up Artist), di dalam konsep ‘Minang Lamo‘ ini juga terlihat inovasi dan kreasi karya-karya yang luar biasa di Minangkabau sebagai improvisasi acara seminar,” ujarnya.

Acara seminar ini juga dimeriahkan oleh salah satu murid Ko An yang sudah terkenal di Nasional yakni, Ratna Juwita Taslim atau Mananamua yang pada akhir tahun 2022 yang lalu meraih juara umum lomba makeup penari “Indonesia Traditional Dancer Stage Makeup Competition” di Jakarta.

“Pemahaman konsep ‘Minang Lamo‘ tersebut tertuang dalam salah satu proses pemasangan ‘Suntiang Cucuak‘ yang dikenakan oleh anak daro di Minangkabau pada jaman dahulu.”

“Pemasangan suntiang cucuak ini terdapat pula aturan kerjanya, tata cara memasangnya dengan baik dan benar lalu terdapat pula falsafah adat Minang di dalamnya sesuai pepatah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah,” ujar Ko An.

Disebut Ko An, zaman dahulu seorang anak gadis yang akan menikah dan akan menjadi anak daro itu akan memakai suntiang yang dipasang di kepalanya dan melambangkan beban yang ‘dijunjuang‘ ketika dia akan berumah tangga.

“Pemasangannya juga ada aturan, rambut anak daro itu akan diikat menjadi lima bagian, itu artinya melambangkan salat 5 waktu. Perlahan, pemasangan suntiang dicucuak satu persatu ini juga saya tuntaskan sampai selesai.”

“Mulai dengan hitungan ganjil suntiang dan lenggek yang sudah ditentukan dan ada perhitungannya juga,” ungkapnya kepada Radarsumbar.com. (rdr-007)

Exit mobile version