Wako Bukittinggi Sebut Ada Anak dan Ibu Terlibat Inses, Polisi Bilang Ini

Kapolresta Bukittinggi, Kombes Yessi Kurniati menyebut pihaknya perlu melakukan proses terlebih dahulu sebelum masuk ke materi pendalaman.

AKBP Yessi Kurniati promosi menjadi Kapolresta Bukittinggi. (Istimewa)

BUKITTINGGI, RADARSUMBAR.COM – Polisi angkat bicara pasca isu skandal seksual antara anak dan ibu kandung (inses) yang terjadi di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar).

Informasi itu menjadi buncah usai Wali Kota Bukittinggi, Erman Safar mengeluarkan pernyataan dengan menyebut bahwa dirinya menerima laporan skandal seksual yang melibatkan ibu dan anak.

Hal tersebut diungkap Erman di hadapan ratusan peserta Sosialisasi Pencegahan Pernikahan Anak yang dilaksanakan di Aula Rumah Dinas Wali Kota beberapa waktu lalu.

Menanggapi hal tersebut, Kapolresta Bukittinggi, Kombes Yessi Kurniati menyebut pihaknya perlu melakukan proses terlebih dahulu sebelum masuk ke materi pendalaman.

“(Setelah itu) baru kami komunikasikan, selama ini tidak ada laporan,” kata Yessi saat dihubungi awak media, Kamis (22/6/2023) sore.

Yessi menyebut dirinya perlu mengkomunikasikan hal tersebut kepada Wali Kota Bukittinggi terlebih dahulu, karena kabar mengejutkan itu pertama kali dilontarkan oleh Erman Safar sendiri.

“Iya bisa saja (dimulai penyelidikan). Setelah kami cukupkan bahannya, informasinya seperti apa, ini kami lagi proses,” katanya.

Senada dengan Yessi, Kasat Reskrim Polresta Bukittinggi, AKP Fetrizal juga mengatakan hal serupa.

“Kami juga baru dapat informasi, kami coba lakukan penyelidikan,” katanya via pesan singkat kepada Radarsumbar.com via seluler.

Sebagaimana diketahui, publik buncah usai Wali Kota Bukittinggi, Erman Safar mengeluarkan pernyataan skandal inses antara anak kandung dan orang tuanya sendiri.

Mirisnya, kata Politisi Partai Gerindra tersebut, perbuatan menyimpang tersebut terjadi selama bertahun-tahun di tengah keluarga yang dikenal cukup religius, bahkan sang anak merupakan hafiz Qur’an dan ibu menggunakan kerudung besar.

“Peristiwa ini sudah terjadi bertahun-tahun lalu, saat ini si ibu sudah menjalani karantina selama lima bulan belakangan,” katanya.

Belajar dari peristiwa memalukan tersebut, Erman meminta masyarakat Bukittinggi sadar akan pentintnya upaya pencegahan pernikahan anak di bawah umur serta perlunya edukasi seksual lebih baik di kalangan masyarakat.

Ia menekankan pentingnya menjaga dan melindungi anak-anak dari potensi eksploitasi dan kekerasan seksual yang merusak masa depan mereka.

“Dalam upaya mencegah kasus serupa terjadi di masa mendatang, kamu berkomitmen untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang isu pernikahan anak di bawah umur serta menguatkan upaya perlindungan anak,” tuturnya. (rdr-008)

Exit mobile version