Wali Kota Padang Sebut Pembangunan Pasar Ulak Karang Berkat Perjuangan Andre Rosiade

Pengelolaan pasar nanti diserahkan ke Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)

Peninjauan Pasar Ulak Karang oleh Anggota DPR RI, Andre Rosiade beserta Dirjen PDN Kemendag, Isy Karim dan jajaran Pemko Padang. (Foto: Dok. Tim AR)

PADANG, RADARSUMBAR.COM – Wali Kota Padang, Hendri Septa mengapresiasi perjuangan anggota DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra, Andre Rosiade dalam revitalisasi Pasar Ulak Karang.

Ia mengatakan, Andre Rosiade berjuang dan memastikan anggaran pembangunan atau revitalisasi Pasar Ulak Karang tidak hilang di Kementerian Perdagangan (Kemendag).

“Terima kasih kepada Andre Rosiade yang memang sengaja memastikan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) pembangunan Pasar Ulak Karang yang diserahkan secara simbolis,” katanya.

“Memang sempat hilang anggarannya, tapi berkat perjuangan beliau dan bersama-sama menjaganya, alhamdulillah diberikan walaupun tidak penuh pada tahun ini,” sambungnya.

Pembangunan Pasar Ulak Karang itu, katanya, sesuai anggaran sebesar Rp3 miliar dan sampai selesai dilaksanakan.

“Artinya bangunannya tidak setengah, tapi full bangunan yang bisa dimanfaatkan oleh beberapa pedagang. Insya Allah 2024 diberikan sisa (anggaran). Yang saya tau (pembangunan pasar) dari APBN itu tiga pasar, yakni Pasar Belimbing, Pasar Raya Fase 7 dan Pasar Ulak Karang,” katanya.

Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Kemendag, Isy Karim, meminta pembangunan Pasar Ulak Karang dilakukan tidak setengah jadi, melainkan bangunan jadi.

“Artinya dengan uang Rp3 miliar itu bisa dimanfaatkan. Pengelolaan pasar nanti diserahkan ke Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD),” katanya.

Pengelolaan pasar katanya, sejatinya tidak dilakukan oleh dinas yang mengurusi hal teknis melainkan melalui sebuah badan usaha seperti perusahaan daerah.

“Tapi kalau perusahaan daerah belum bisa, bisa dengan BUD, jika BUD belum bisa dengan UPTD, sehingga harapannya dinas teknis bisa fokus mengurus kebijakan, pengembangan pasar, pengembangan yang lain-lain diserahkan ke UPTD,” katanya.

Jika dikelola dinas, dana retribusi pengelolaan pasar dikhawatirkan tidak balik sepenuhnya ke kas daerah.

“Dengan dikelola secara mandiri akan balik ke pemeliharaan pasar secara umum,” katanya.

Pembangunan pasar, katanya, bisa dilakukan dengan dua mekanisme khusus, yakni dana alokasi khusus atau tugas perbantuan.

“Tugas perbantuan itu di Kemendag, untuk prototipe pasar antara Rp4-12 miliar, untuk di atas Rp12 miliar dikelola kementerian PUPR. Jadi Kemendag hanya memberikan rekomendasi teknis, nantinya akan disampaikan ke Kementerian PUPR,” ucapnya.

Luas Pasar Ulak Karang mencapai 5.700 meter persegi. Akibat gempa 2009 kondisi bangunan tidak aman. Total pedagang yang berjualan di sana ada 20 kios, 16 meja batu dan 32 hamparan. (rdr-008)

Exit mobile version