PADANG, RADARSUMBAR.COM – Wali Kota Padang, Hendri Septa memuji perjuangan Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra daerah pemilihan (Dapil) Sumbar 1 dalam mengatasi kelangkaan gas LPG 3 kilogram.
Bahkan, secara terang-terangan Hendri mengakui Andre Rosiade selalu berjuang memperhatikan kepentingan masyarakat, terutama menyangkut hajat hidup orang banyak.
“Tentu kami dari Pemerintah Kota (Pemko) Padang memberi apresiasi kepada Andre Rosiade atas perjuangannya dan semoga mudah-mudahan tidak ada lagi kelangkaan (gas LPG 3 kilogram),” katanya, Senin (31/7/2023) siang.
Meski demikian, Hendri Septa juga meminta kepada spekulan untuk tidak menimbun kebutuhan masyarakat, seperti gas LPG 3 kilogram.
“Jangan mencari keuntungan dari penderitaan masyarakat, itu permohonan kami,” katanya.
Dia berharap gas LPG 3 kilogram benar-benar digunakan dan diperuntukkan untuk masyarakat kurang mampu.
“Bagi yang di atas itu atau mungkin perusahaan, pelaku usaha rumah makan dan lain-lain tidak menggunakan LPG yang dikhususkan untuk masyarakat Kota Padang,” katanya.
Dia mengatakan, penggunaan gas sebagai bahan bakar alternatif merupakan salah satu program pemerintah yang sudah lama ada, terutama semenjak masa pandemi Covid-19.
“Kami (mengkampanyekan) untuk mengkonversi penggunaan minyak tanah menjadi gas LPG. Inilah pilihan untuk masyarakat dan tentunya gas LPG 3 kilogram inilah yang nanti diberikan kepada masyarakat kurang mampu,” katanya.
Pihaknya melalui Dinas Perdagangan (Disdag), kata politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu telah meminta adanya laporan seperti yang disampaikan di publik, yakni kelangkaan gas LPG 3 kilogram.
” Tentu kami akan bertindak, kami tidak segan-segan bersama pihak kepolisian dan TNI langsung mengecek tempat-tempat pendistribusian bagi gas LPG 3 kilogram,” katanya.
Jika kedapatan menimbun, katanya, pihaknya tidak akan segan-segan memberikan sanksi tegas.
“Sanksi tegas, mungkin izinnya dicabut dan lain-lainnya bisa saja dibuat seperti itu, karena terbukti tidak menyebarkan kepada pasar gas LPG 3 kilogram,” katanya.
Bantah Pengurangan
Sementara itu, Pertamina membantah telah mengurangi pasokan gas bersubsidi LPG 3 kilogram di Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar).
Sales Area Manager (SAM) Pertamina Sumbar, Narotama Aulia Fazri mengatakan, pihaknya telah menyalurkan 107 persen kuota gas LPG 3 kilogram selama beberapa waktu belakangan ini.
Narotama tidak menampik bahwa penambahan gas LPG 3 kilogram berdasarkan informasi yang beredar dan aspirasi Anggota DPR RI Komisi VI, Andre Rosiade.
“Untuk memperkuat stok di pangkalan, sesuai aspirasi dari Pak Andre Rosiade tadi juga menjawab kebutuhan masyarakat untuk memperkuat stok, kami salurkan lagi dalam beberapa hari ke depan yang sudah dimulai sejak Minggu kemarin, 240 ribu tabung tambahan untuk seluruh Sumbar,” katanya.
Secara keseluruhan, kata Narotama, kuota gas LPG 3 kilogram di Sumbar mencapai 131 ribu metrik ton dalam satu tahun.
“Bahkan dengan periode yang sama pada tahun lalu, kami menyalurkan lebih dari 2 juta tabung, dibanding tahun lalu. Jadi, peningkatan penyaluran itu sudah kami lakukan,” katanya.
Narotama juga mewanti-wanti pangkalan yang menjual gas LPG 3 kilogram di luar Harga Eceran Tertinggi (HET) di Sumbar, yakni Rp17 ribu.
Jika harga gas dijual di pangkalan di luar HET, ia meminta masyarakat langsung melaporkan kepada pihaknya melalui layanan Call Center 135 atau langsung ke kantor Pertamina Sumbar di Jalan Veteran, Kecamatan Padang Barat.
“Kami akan langsung sanksi pangkalannya, tapi apabila di pengecer, memang jangkauan kami tidak sejauh itu, jadi media bisa membedakan, kami meminta pengecer tidak perlu menjual di atas HET, sehingga itu yang membuat membeli LPG (3 kilogram) dengan harga mahal),” katanya.
Ketika disinggung terkait pelaku pengoplosan gas LPG 3 kilogram yang ditangkap beberapa waktu lalu oleh kepolisian, Narotama mengaku sudah berkoordinasi dengan Polresta Padang dan mengapresiasi temuan tersebut.
“Karena pengoplos inilah yang menjadi penyebab kelangkaan salah satu kelangkaan gas LPG 3 kilogram di pasaran, harusnya langsung dijual ke masyarakat, namun dioplos dan dijual dalam harga seperti Bright Gas yang harganya keekonomian,” katanya.
Sejauh ini hasil penyelidikan kepolisian belum ada laporan keterlibatan pangkalan atau agen, jika ada pasti kami sanksi, seperti yang sudah-sudah kami lakukan sebelumnya,” sambung Narotama.
Dirinya menilai, kelangkaan gas LPG 3 kilogram terjadi karena ada peningkatan kebutuhan masyarakat. Untuk menjawab itu, pihaknya sudah mendropping gas LPG 3 kilogram tambahan.
“Selain itu ada pihak-pihak yang melakukan penyelewengan, kemudian ada peningkatan kebutuhan masyarakat, terus ada pihak-pihak tidak berhak, tapi ikut juga menggunakan, kira-kira itu,” tuturnya.
Di lain sisi, salah seorang warga Pitameh Lubuk Begalung, Kartini (53) mengatakan, dirinya harus bersusah payah mencari gas LPG 3 kilogram karena saking susah didapatkan.
“Ada dijual di pengecer, harganya itu bisa di kisaran Rp23 ribu hingga Rp25 ribu. Saya berharap harga gas (LPG 3 kilogram) bisa turun lagi lah,” ujar perempuan paruh baya tersebut.
Melayani Masyarakat
Sebelumnya, Anggota DPR RI dari Fraksi Andre Rosiade berkomitmen melayani masyarakat agar tidak terjadi antrean dalam pembelian gas LPG 3 kilogram.
“Kami sebagai anggota DPR RI, berkoordinasi dengan Wali Kota Padang dan Sales Area Manager (SAM) Pertamina Sumbar beserta manajemen Pertamina Patra Niaga menyampaikan bahwa ada permintaan tambahan dari masyarakat Kota Padang yang membutuhkan penambahan kuota gas LPG 3 kilogram,” kata Andre.
Andre mengatakan, Pertamina Patra Niaga maupun SAM Pertamina Sumbar sudah menyalurkan 720 tabung gas LPG 3 kilogram di pangkalan kawasan Pitameh, Kecamatan Lubuk Begalung selama dua hari terakhir.
Rincinya, 160 tabung didrop pada Minggu (30/7/2023) dan 560 tabung pada Senin (31/7/2023).
“Jadi sudah ada 720 tabung untuk satu pangkalan ini. Kemudian kami juga cek di pangkalan satu lagi di (Dadok) Tunggul Hitam, kemarin sudah didrop 100 tabung, dan hari ini juga didrop 560 tabung,” kata Anggota Komisi VI DPR RI tersebut.
Harapannya, kata Andre, jumlah yang didrop sekitar 1.400 tabung gas LPG 3 kilogram selama dua hari berturut-turut bisa membantu meringankan beban masyarakat.
“Jangan lagi ada kelangkaan di Kota Padang seperti informasi yang kami dapatkan. Alhamdulillah, kami didukung teman-teman Hiswana Migas, pengusaha kita semua yang langsung turun ke lapangan untuk memastikan distribusi ini lancar di tengah masyarakat,” katanya.
Andre mengatakan, ketersediaan gas LPG 3 kilogram di pasaran, khususnya Kota Padang merupakan komitmen dirinya dan semua pihak dalam membantu Wali Kota Padang untuk memastikan warga Kota Padang bisa terlayani dengan baik dan tidak mengantre serta mendapatkan gas LPG 3 kilogram dengan harga di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) sesuai dengan yang telah ditetapkan pemerintah.
“Pertamina sudah mendistribusikan sesuai dengan data yang telah dimiliki Pertamina itu sendiri. (Penyaluran) gas LPG 3 kilogram ini adalah penugasan dari pemerintah, distribusinya sesuai dengan nilai subsidi yang disiapkan oleh pemerintah,” katanya.
Andre menegaskan bahwa Pertamina bertugas mendistribusikan sesuai dengan anggaran subsidi yang disiapkan oleh pemerintah dan itu sudah dilakukan Pertamina secara baik.
“Permasalahannya, analisisnya, subsidinya tetap, namun permintaan bertambah, jadi banyak masyarakat yang menambah untuk mengonsumsi LPG 3 kilogram,” katanya.
“Ini juga bukan hanya sebatas karena adanya kesulitan hidup di masyarakat, tapi banyak kelompok kelas menengah yang memang juga sebenarnya tidak berhak, tapi tetap belanja atau mengonsumsi LPG 3 kilogram,” sambung Ketua Harian Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Keluarga Minang (IKM) tersebut.
Untuk itu, katanya, harus ada solusi dari pemerintah dan ada aturan yang tegas, bagaimana hanya masyarakat yang membutuhkan pendapatan di bawah Rp5 juta saja yang boleh mengonsumsi LPG 3 kilogram.
“(Masyarakat dengan pendapatan) di atas Rp5 juta seharusnya tidak lagi membeli gas LPG 3 kilogram,” katanya.
Untuk itu, katanya, butuh peran serta regulator yakni pemerintah untuk membuat aturan yang tegas dan jelas.
Pasalnya, jika tidak, pasti akan ada kelangkaan terus menerus jikalau subsidi tidak ditambah oleh pemerintah dan itu berlaku di seluruh Indonesia.
“Karena apa? Karena permintaan bertambah dan masyarakat kelas menengah (ke atas) ikut serta mengonsumsi LPG 3 kilogram, sedangkan aturan regulasinya tidak ada mengatur bahwa penggunaan gas LPG 3 kilogram itu hanya untuk kelompok (masyarakat) miskin ke bawah, itu tidak ada,” katanya.
Menurutnya, kelangkaan gas LPG 3 kilogram terjadi lantaran permintaan yang meningkat, namun subsidi yang diberikan pemerintah dan ditugaskan ke Pertamina itu tetap.
“Jadi tentu pemerintah (dalam hal ini) Kementerian ESDM harus membuat aturan yang jelas atau Kementerian Keuangan menambahkan subsidi, sehingga tidak terjadi kelangkaan,” katanya.
Andre menilai Pertamina sudah menggelontorkan jauh lebih tinggi dari kuota resmi yang ada di Sumbar, yakni 107 persen, 7 persen lebih tinggi dari kebutuhan Sumbar.
“Namun faktanya (terjadi kelangkaan) ini. Jadi, Pertamina, Hiswana Migas sudah bergandengan tangan dan bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan (LPG 3 kilogram) untuk masyarakat Sumbar, sudah 107 persen,” katanya.
Sebagai mitra kerja dari Pertamina, Andre Rosiade mengucapkan terima kasih dan respons cepat dari Direktur Utama (Dirut) Pertamina, Nicke Widyawati, Dirut Pertamina Patra Niaga, Alfian Nasution dan SAM Pertamina Sumbar, Narotama Aulia Fazri yang bergerak dan merespons cepat permintaan dan aspirasi dirinya.
“Sehingga kami sudah melakukan sebelumnya di Bukittinggi dan Padangpanjang (kemudian), hari ini ada dua pangkalan di Kota Padang,” tuturnya. (rdr)