“Kami terima 20 persen, artinya 10 orang dari 50 kuota yang kami sediakan itu diperuntukkan bagi masyarakat kurang mampu, itu kami tanggung sampai tamat,” katanya.
Salah satu keunggulan FK UNP adalah dengan menonjolkan manajemen kesehatan risiko bencana.
“Kita sama-sama tahu Sumbar merupakan daerah yang memang menjadi kawasan patahan Sumatera yang kemungkinan terjadi bencana, bukan hanya gempa, banjir, ini hanya kekhasan saja,” katanya.
Namun demikian, tamatan FK UNP merupakan dokter umum, meski fokus kepada risiko bencana.
“Per hari ini, di laman UNP sudah ada penerimaan calon mahasiswa kedokteran, sudah bisa diakses, izin dan SK-nya sudah keluar,” katanya.
Selain itu, UNP mengucurkan biaya hingga Rp100 miliar dalam pembangunan Fakultas Kedokteran dengan lokasi penempatan di Kota Bukittinggi.
“Untuk tahap awal, kurikulum pelajaran di FK UNP mengadaptasi dari Unand. Sementara rumah sakit yang dijadikan sebagai pusat praktik adalah Rumah Sakit Achmad Muchtar (RSAM) Bukittinggi,” tuturnya. (rdr)