Mengenal Rika Susanti, Ketua Satgas PPKS Unand yang Diangkat jadi Dekan Fakultas Kedokteran UNP di Hari Ulang Tahun

Rika merupakan ahli forensik dan pernah ikut menangani autopsi ulang Brigadir J.

Dari kiri ke kanan: Dekan FK UNP, Rika Susanti dan Rektor UNP, Ganefri. (Foto: Dok. Radarsumbar.com)

Dari kiri ke kanan: Dekan FK UNP, Rika Susanti dan Rektor UNP, Ganefri. (Foto: Dok. Radarsumbar.com)

PADANG, RADARSUMBAR.COM – Universitas Negeri Padang (UNP) resmi memiliki Fakultas Kedokteran (FK) per Selasa (1/8/2023) dengan lokasi kampus berada di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar).

Agar bisa berjalan dengan lancar, UNP menggandeng Universitas Andalas (Unand) yang telah berpengalaman di fakultas pencetak dokter tersebut.

Tidak sampai di sana, UNP juga melantik dan mengangkat Ketua Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) Unand, Rika Susanti sebagai Dekan FK UNP.

Perempuan kelahiran Bukittinggi, 31 Juli 1976 itu dipercaya menjadi Dekan FK UNP bertepatan dengan tanggal kelahirannya.

Jauh sebelum ditunjuk menjadi Dekan FK UNP, Rika Susanti juga pernah mengemban jabatan serupa di Unand pada tahun 2020 hingga 2021.

Perempuan yang memiliki keahlian di bidang forensik ini mencetak sejarah dengan menjadi perempuan pertama yang pernah menjadi orang nomor satu di FK Unand.

Namanya kian melambung tatkala dilibatkan dalam autopsi ulang jasad Brigadir J atau Nofriansyah Yoshua Hutabarat di RSUD Sungai Bahar, Muaro Jambi pada 27 Juli 2022.

Sejak menjadi ahli forensik, Rika sudah ikut terlibat dalam identifikasi sejumlah kasus.

Sebut saja, identifikasi korban ledakan bom di Kedutaan Besar (Kedubes) Australia, gempa bumi di Yogyakarta dan Padang, serta identifikasi korban jatuhnya pesawat Sukhoi.

Dosen Unand

Rika Susanti bergabung sebagai staf pengajar pada Fakultas Kedokteran Universitas Andalas sejak tahun 2002.

Di sana, ia mengabdi pada Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, yang dulu merupakan bagian yang tidak diminati oleh para dokter.

Penyebabnya sederhana, di mana salah satu alasan adalah karena takut berhubungan dengan mayat.

“Pada saat memutuskan untuk memilih Bagian Forensik, hampir semua teman, sejawat bahkan dosen saya kaget. Saat wawancara penerimaan dosen, saat itu Dekan dan Wakil Dekan 1 bertanya dan memastikan apakah benar saya mau ambil bagian forensik? Karena sejak awal wawancara ditawarkan calon yang lain tidak ada yang mau. Dengan yakinnya saya menjawab iya. Alasan utamanya adalah hanya ingin memajukan bagian forensik FK Unand, bukan karena saya punya mistik lain seperti yang sering ditanyakan orang kepada saya,” ungkap Rika sebagaimana dinukil dari laman detikcom.

“Dulu, dokter spesialis forensik sangat langka, terutama di Sumbar. Tapi saat ini jumlahnya sudah cukup banyak dan malah didominasi oleh perempuan,” sambungnya.

Pelecehan Seksual

Nama Rika Susanti kembali menjadi perhatian publik lantaran ia menjadi Ketua Satgas PPKS Unand untuk menangani kasus pelecehan seksual yang diduga dilakukan oleh oknum dosen Unand berinisial KC.

Selain itu, Rika juga menangani kasus penyimpangan seksual dua mahasiswa FK Unand yang membuat geger publik.

Pada kasus tersebut, Rika merekomendasikan penonaktifan dua mahasiswa tersebut dan terbaru kedua mahasiswa itu telah diberhentikan dengan tidak hormat.

Saat ini, Rika telah resmi dilantik menjadi Dekan FK UNP, jabatan yang pernah ia emban di Unand jauh hari sebelumnya.

Dalam waktu dekat, Rika bertugas memimpin mahasiswa angkatan pertama di kampus UNP dan melakukan sejumlah program dengan berkolaborasi bersama Unand. (rdr)

Gabung WhatsApp Channel, Telegram Channel, dan follow juga Facebook, Instagram Radar Sumbar untuk update berita terbaru
Exit mobile version