Pengakuan Pendemo Air Bangis yang Bertahan di Padang dan Menginap di Masjid Raya Sumbar dengan Kondisi Keterbatasan

Ia menyebut banyak anak-anak yang kedinginan dan tak memiliki baju ganti. Meski demikian, pihaknya bersyukur karena bantuan sudah mulai datang.

Sejumlah ibu-ibu yang membawa anak-anak peserta demo dari Air Bangis beristirahat di pelataran Masjid Raya Sumbar, Selasa (1/8/2023) malam. (Foto: Dok. Radarsumbar.com/Muhammad Aidil)

Sejumlah ibu-ibu yang membawa anak-anak peserta demo dari Air Bangis beristirahat di pelataran Masjid Raya Sumbar, Selasa (1/8/2023) malam. (Foto: Dok. Radarsumbar.com/Muhammad Aidil)

PADANG, RADARSUMBAR.COM – Sekitar 1.500 masyarakat dari Air Bangis yang melakukan aksi unjuk rasa sejak Senin (31/7/2023) hingga Selasa (1/8/2023) di Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar).

Sepanjang itu pula, masyarakat yang berasal dari empat kampung di Pasaman Barat (Pasbar) itu menginap di Masjid Raya Sumbar.

Dari ribuan pendemo tersebut, terlihat juga kaum hawa dengan membawa anak-anak yang masih di bawah umur.

Koordinator Lapangan Peserta Unjuk Rasa, Aris Silitonga mengatakan, kondisi para pendemo saat ini sangat memprihatinkan.

Ia menyebut banyak anak-anak yang kedinginan dan tak memiliki baju ganti. Meski demikian, pihaknya bersyukur karena bantuan sudah mulai datang.

“Hanya saja, kami mengalami kesulitan karena kami kurang data detil, di sana kendalanya. Untuk saat ini, sudah mulai dilakukan pemeriksaan kesehatan juga,” katanya.

Aris mengatakan, aksi unjuk rasa dilakukan masyarakat demi memperjuangkan hak mereka dan meminta agar saudara mereka yang ditahan polisi dibebaskan.

“Kami hanya ingin jaminan keberlangsungan hidup kami, kami ingin konflik lahan ini diselesaikan. Kemudian, lepaskan saudara kami yang ditahan di Polda kalau hanya beralasan beraktivitas di hutan kawasan,” katanya.

Ia juga meminta pemerintah dan aparat menghentikan penangkapan masyarakat yang beraktivitas di hutan kawasan.

“Karena jika ini terus terjadi, mending tangkap kami semua Ini kan semua tinggal di hutan kawasan, itu intinya,” katanya.

Apapun yang hendak dilakukan pemerintah, katanya, masyarakat hanya berjuang untuk sejengkal perut semata.

“Apapun itu yang mau dijadikan di sana, kami hanya ingin mempertahankan kehidupan keluarga, untuk generasi penerus kami,” katanya.

Menurutnya, konflik yang terjadi sudah terjadi sejak tahun 2016 dan kian memanas sejak tahun 2023 lalu.

Aris memastikan bahwa masyarakat Air Bangis akan terus bertahan hingga tuntutan mereka dipenuhi dan Gubernur Sumbar menemui mereka.

“Informasi yang kami terima, besok, Rabu (2/8/2023) akan dilakukan pertemuan setelah salat zuhur. Itu informasi dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol),” tuturnya.

Pantauan Radarsumbar.com hingga Selasa malam, sejumlah masyarakat terlihat berkumpul di pelataran Masjid Raya Sumbar.

Selain itu, bantuan juga mulai berdatangan, seperti pakaian layak guna, makanan, minuman, obat-obatan hingga tim medis dari instansi terkait. (rdr)

Gabung WhatsApp Channel, Telegram Channel, dan follow juga Facebook, Instagram Radar Sumbar untuk update berita terbaru
Exit mobile version