Kedua, kata Yerri, program ini diharapkan juga dapat mengangkat citra Prodi Sastra Minangkabau sehingga dapat di kenal oleh masyarakat dunia, dengan kata lain langkah ini seirama dengan semangat Unand untuk menjadi world class university.
Tambahnya, sejak pendiriannya, 13 September 1985, hingga sekarang Prodi Sastra Minangkabau telah banyak meluluskan sarjana-sarjana muda yang memiliki kompetensi bidang ilmu sosial humaniora, khususnya pada bidang bahasa dan sastra Minangkabau.
Bahkan para dosen Prodi Sastra Minangkabau telah melahirkan banyak karya ilmiah, HAKI, buku, artikel yang dipublikasikan baik itu di jurnal Internasional, nasional, cetak maupun elektronik.
Dokumen-dokumen itu sangat berguna bagi siapa saja yang ingin mengetahui dan mendalami kebudayaan Minangkabau.
Kedepan, kegiatan-kegiatan MGC tidak terfokus hanya kepada summer course semata, tetapi juga short course bahasa, tradisi, adat dan budaya Minangkabau untuk generasi-generasi Minangkabau yang ada di perantauan.
MGC juga diharapkan akan menarik perhatian dan kepedulian para perantau Minang untuk mau bersama-sama MGC dan Prodi Sastra Minangkabau memajukan kebudayaan Minangkabau.
Turut hadir di kegiatan tersebut adalah Dekan Fakultas Ilmu Budaya, sekaligus membuka kegiatan summer course, Prof Herwandi, Ketua Panitia The Exotic of Maninjau, Pramono, 16 mahasiswa dari Osaka University dan Prof Yumi Sugara serta para dosen dan mahasiswa di lingkungan FIB Unand. (rdr/rel)