Owner “deJamur Farm”, Dede Rangga Saputra, yang juga bergerak dalam usaha budidaya jamur tiram di daerah Sungai Sariak, Kab. Padang Pariaman, hadir sebagai narasumber pada kegiatan pelatihan tersebut.
Dede telah berpengalaman memulai usaha jamur tiram sejak tahun 2016 sampai sekarang dan secara mandiri telah bisa dalam memproduksi bibit jamur tiram sendiri.
“Kegiatan pembibitan yang saya lakukan masih bersifat semi steril, karena saya mengunakan alat yang dibuat dari besi plat, sebagai alat alternatif dari autoclave untuk melakukan proses sterilisasi. Sebaiknya dalam memproduksi jamur tiram, kita juga membuat bibit F0 dan F1 sendiri, agar tidak ketergantungan dari luar dan harganya juga lebih bersaing karena harga bibit lebih mahal daripada jamur tiram itu sendiri. Apalagi ketika gagal, akan sangat terasa mahal harganya,” kata Dede ketika menyampaikan materi pembukaan pada kegiatan pelatihan pembibitan F0 jamur tiram tersebut, Jumat (25/8/2023).
Sebagai tambahan informasi, jika kegiatan pelatihan bertujuan sebagai upaya agar anggota KWT LMS telah bisa memproduksi bibit secara mandiri, selain bermanfaat untuk pemenuhan kebutuhan bibit sendiri, serta bisa juga bisa menjadikan pembibitan sebagai sumber tambahan pemasukan.
Berdasarkan pengalaman Dede, dengan modal Rp21 ribu saja bisa mendapatkan hasil penjualan bibit jamur tiram dengan laba sebesar lebih kurang Rp300 ribu.
Selanjutnya Dede memaparkan secara ringkas tahapan pembuatan bibit F0 jamur tiram, dimulai sejak persiapan media PDA (potato dextrose agar) sebagai media tanam bibit F0 jamur tiram, proses sterilisasi peralatan dan media tanam, kriteria jamur segar sebagai sumber bibit dan proses penanaman hingga inkubasi bibit.
Ketua Tim PkM Unand, Risa Meutia Fiana ikut menambahkan pemaparan Dede. Ia menyampaikan media PDA yang digunakan sudah ada yang tersedia dalam bentuk instan, jadi untuk menghemat waktu dalam persiapan media tanam bibit F0 jamur tiram, bisa menggunakan media instan tersebut.
Dua orang anggota KWT LMS, Elniwati dan Wildayenti berkesempatan mempraktikkan secara langsung proses penanaman bakal bibit F0 jamur tiram tersebut.
“Kami sangat berterima kasih dengan adanya kegiatan pelatihan pembuatan bibit F0 jamur tiram ini, karena bisa membuka peluang bagi kami untuk bisa memproduksi sendiri bibit jamur tiram. Harapan kami kegiatan pelatihan ini juga dapat berlanjut dengan pelatihan pembuatan bibit F1 jamur tiram,” katanya.
Menanggapi pernyataan tersebut Shalati Febjislami menyampaikan sebagai Tim PkM Unand, pihaknya akan terus berupaya mendampingi KWT LMS hingga dapat memproduksi bibit jamur tiram secara mandiri.
“Kegiatan pelatihan bibit F1 sebagai lanjutan kegiatan pelatihan bibit F0 jamur tiram ini sudah kami agendakan dan diharapkan dapat segera terealisasi,” tuturnya. (rdr/ant)