Tim Pengabdian Masyarakat dari Unand Latih Pembuatan Bibit Jamur ke Kelompok Wanita Tani di Padang

KWT LMS masih belum bisa mandiri dalam penyediaan bibit jamur tiram.

Sesi foto bersama Tim PkM Universitas Andalas, narasumber pelatihan dan anggota KWT LMS. (ANTARA/ist)

Sesi foto bersama Tim PkM Universitas Andalas, narasumber pelatihan dan anggota KWT LMS. (ANTARA/ist)

PADANG, RADARSUMBAR.COM – Kelompok Wanita Tani Limau Manis Sejahtera (KWT LMS) merupakan salah satu kelembagaan petani di Kelurahan Limau Manis, Kecamatan Pauh, Kota Padang yang bergerak dalam kegiatan budidaya jamur tiram.

Sejak dibentuk pada bulan Mei 2019 hingga tahun 2023 ini, KWT LMS masih belum bisa mandiri dalam penyediaan bibit jamur tiram. Ketua KWT LMS, Elma Yeniati menuturkan untuk memenuhi kebutuhan bibit jamur tiram, umumnya masih dipasok dari luar Kota Padang, yaitu dari daerah Bukittinggi dan Padang Panjang.

Melihat kendala tersebut Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Unand yang yang diketuai oleh Risa Meutia Fiana, Dosen Departemen TIP Fateta Unand serta anggota lainnya, Reni Koja, Dosen Departemen TPHP Fateta Unand dan Shalati Febjislami, Dosen Departemen Agronomi Faperta Unand melaksanakan kegiatan pelatihan pembuatan bibit F0 jamur tiram.

Hal ini merupakan salah satu bentuk kegiatan PkM dengan skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat dengan melakukan kegiatan pelatihan pembuatan bibit jamur tiram F0 sebagai upaya agar mitra masyarakat yaitu KWT LMS, mempunyai keterampilan untuk memproduksi bibit sendiri.

Dalam hal penyelenggaraannya, pelatihan ini didanai Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia tahun pendanaan 2023.

Kegiatan pelatihan pembibitan F0 jamur tiram telah diadakan pada hari Minggu (6/8/2023) mulai pukul 13.30 hingga 16.30 WIB berlokasi di rumah Ibu Elma Yeniati.

Rumah itu merupakan salah satu lokasi budidaya jamur tiram KWT LMS yang memiliki fasilitas ruangan sterilisasi untuk pembibitan jamur tiram.

Ruangan sterilisasi tersebut merupakan hasil dari kegiatan PkM yang telah dilaksanakan oleh Tim PkM Unand yang sama pada tahun 2020.

Reni Koja menyampaikan adanya ruangan sterilisasi sudah menjadi modal awal yang besar bagi KWT LMS untuk memulai produksi bibit jamur tiram secara mandiri. Pemanfaatannya akan optimal jika KWT LMS telah mampu memproduksi bibit sendiri.

Kegiatan pelatihan itu diikuti dengan antusias oleh delapan anggota KWT LMS yang hadir saat itu, meskipun berlangsung selama lebih kurang 3,5 jam.

Kegiatan pelatihan pembuatan bibit F0 jamur tiram diadakan oleh Tim PkM Unand yang diketuai oleh Risa Meutia Fiana (Dosen Fateta Unand), Reni Koja (Dosen Fateta Unand) dan Shalati Febjislami (Dosen Faperta Unand).

Owner “deJamur Farm”, Dede Rangga Saputra, yang juga bergerak dalam usaha budidaya jamur tiram di daerah Sungai Sariak, Kab. Padang Pariaman, hadir sebagai narasumber pada kegiatan pelatihan tersebut.

Dede telah berpengalaman memulai usaha jamur tiram sejak tahun 2016 sampai sekarang dan secara mandiri telah bisa dalam memproduksi bibit jamur tiram sendiri.

“Kegiatan pembibitan yang saya lakukan masih bersifat semi steril, karena saya mengunakan alat yang dibuat dari besi plat, sebagai alat alternatif dari autoclave untuk melakukan proses sterilisasi. Sebaiknya dalam memproduksi jamur tiram, kita juga membuat bibit F0 dan F1 sendiri, agar tidak ketergantungan dari luar dan harganya juga lebih bersaing karena harga bibit lebih mahal daripada jamur tiram itu sendiri. Apalagi ketika gagal, akan sangat terasa mahal harganya,” kata Dede ketika menyampaikan materi pembukaan pada kegiatan pelatihan pembibitan F0 jamur tiram tersebut, Jumat (25/8/2023).

Sebagai tambahan informasi, jika kegiatan pelatihan bertujuan sebagai upaya agar anggota KWT LMS telah bisa memproduksi bibit secara mandiri, selain bermanfaat untuk pemenuhan kebutuhan bibit sendiri, serta bisa juga bisa menjadikan pembibitan sebagai sumber tambahan pemasukan.

Berdasarkan pengalaman Dede, dengan modal Rp21 ribu saja bisa mendapatkan hasil penjualan bibit jamur tiram dengan laba sebesar lebih kurang Rp300 ribu.

Selanjutnya Dede memaparkan secara ringkas tahapan pembuatan bibit F0 jamur tiram, dimulai sejak persiapan media PDA (potato dextrose agar) sebagai media tanam bibit F0 jamur tiram, proses sterilisasi peralatan dan media tanam, kriteria jamur segar sebagai sumber bibit dan proses penanaman hingga inkubasi bibit.

Ketua Tim PkM Unand, Risa Meutia Fiana ikut menambahkan pemaparan Dede. Ia menyampaikan media PDA yang digunakan sudah ada yang tersedia dalam bentuk instan, jadi untuk menghemat waktu dalam persiapan media tanam bibit F0 jamur tiram, bisa menggunakan media instan tersebut.

Dua orang anggota KWT LMS, Elniwati dan Wildayenti berkesempatan mempraktikkan secara langsung proses penanaman bakal bibit F0 jamur tiram tersebut.

“Kami sangat berterima kasih dengan adanya kegiatan pelatihan pembuatan bibit F0 jamur tiram ini, karena bisa membuka peluang bagi kami untuk bisa memproduksi sendiri bibit jamur tiram. Harapan kami kegiatan pelatihan ini juga dapat berlanjut dengan pelatihan pembuatan bibit F1 jamur tiram,” katanya.

Menanggapi pernyataan tersebut Shalati Febjislami menyampaikan sebagai Tim PkM Unand, pihaknya akan terus berupaya mendampingi KWT LMS hingga dapat memproduksi bibit jamur tiram secara mandiri.

“Kegiatan pelatihan bibit F1 sebagai lanjutan kegiatan pelatihan bibit F0 jamur tiram ini sudah kami agendakan dan diharapkan dapat segera terealisasi,” tuturnya. (rdr/ant)

Gabung WhatsApp Channel, Telegram Channel, dan follow juga Facebook, Instagram Radar Sumbar untuk update berita terbaru
Exit mobile version