PADANG, RADARSUMBAR.COM – Pakar Pendidikan dari Universitas Negeri Padang (UNP), Fitri Arsih membeberkan penyebab terjadinya perundungan (bullying) dan tips untuk mencegah tindakan tak menyenangkan tersebut terhadap anak-anak.
Fitri mengatakan, aksi perundungan atau bullying bisa dicegah jika sekolah berperan aktif dalam menggalakkan kampanye anti perundungan.
Selain itu, katanya, sekolah juga bisa melakukan pengawasan dimulai dari tingkat guru untuk melihat langsung pola interaksi sosial yang dilakukan para peserta didik.
“Sekolah harus bisa menggandeng orang tua untuk bisa mengkampanyekan anti perundungan di sekolah. Dengan menandatangani komitmen bersama yang melibatkan orang tua, pemuka masyarakat, maka aksi perundungan itu dapat dicegah,” katanya, Jumat (29/9/2023).
Ia menilai, rendahnya pengawasan terhadap penggunaan media sosial (medsos) oleh pelajar di sekolah juga menyebabkan tindakan bullying terjadi, terutama yang sedang viral di media sosial (medsos).
“Kita bisa sama-sama lihat bahwa berbagai tayangan di media sosial yang mempertunjukkan aksi perundungan. Ditambah, penegakan hukum terhadap pelaku begitu lemah, sehingga tak memberikan kenyamanan kepada korban setelah mengalami perundungan itu tadi,” katanya.
Istilah bullying atau perundungan pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli fisika berkebangsaan Swedia bernama Heinemann.
Perundungan atau bullying merupakan suatu perilaku agresif yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman kepada korbannya karena diberikan secara berulang dan dalam jangka waktu lama.
Perundungan sendiri merupakan perilaku tidak menyenangkan baik secara verbal, fisik, ataupun sosial di dunia nyata maupun dunia maya yang membuat seseorang merasa tidak nyaman, sakit hati dan tertekan baik dilakukan oleh perorangan ataupun kelompok. (rdr)