PADANG, RADARSUMBAR.COM – Sejumlah wali murid dilaporkan hendak memindahkan anaknya dari Sekolah Dasar (SD) Baiturrahmah pasca dugaan kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh oknum petinggi di sekolah tersebut.
Hal tersebut terungkap di saat pertemuan wali murid, pihak SD Baiturrahmah beserta Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar).
“Anak-anak minta dipindahkan sekolahnya, karena predator pelecehan seksual anak masih berkeliaran di sekolah,” kata Wali Murid yang tak berkenan disebutkan namanya, Senin (23/10/2023) siang.
Wali murid itu mengatakan, meski anaknya tidak menjadi korban pelecehan seksual, namun dia khawatir akan keselamatan sang anak.
Selain itu, katanya, anaknya juga memaksa untuk pindah dari sekolah tersebut karena trauma dengan kejadian yang dialami oleh para korban.
Sementara itu, Kepala SD Baiturrahmah, Dores Okta Feri mengatakan, pelaku pelecehan seksual bukan berstatus guru, melainkan oknum yayasan Baiturrahmah.
“Keliru jika orang tua ingin memindahkan anaknya dari SD Baiturrahmah. Tentu akan berdampak psikis terhadap anak jika berada di sekolah yang baru. Yang jelas, pelaku pelecehan seksual terhadap siswa-siswi kami oknum yayasan, bukan guru. Biarlah pada saat ini proses hukum berjalan dan proses belajar mengajar berjalan,” katanya.
Lebih lanjut, katanya, oknum pengurus yayasan tersebut belum dikeluarkan karena belum terbukti bersalah oleh pihak kepolisian.
“Sekarang oknum tersebut belum ditetapkan menjadi tersangka oleh kepolisian. Pihak yayasan akan bertindak mengeluarkan, jika telah dinyatakan sebagai tersangka oleh pihak kepolisian,” katanya.
Dores Okta Feri menambahkan, SD Baiturrahmah telah kedatangan Psikolog Anak dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Padang hadir untuk memberikan sosialiasi ramah anak dan memberikan pemulihan trauma yang dialami anak pasca kejadian pelecehan seksual di SD Baiturrahmah Kota Padang.
“Pada saat ini tim dari P2TP2A hadir untuk mengobati traumatis anak pasca kejadian tersebut,” tuturnya. (rdr)