Ilmu-ilmu tersebut, katanya, juga berperan penting dalam kajian identitas nasional karena dapat memberikan wawasan mendalam mengenai aspek budaya, sejarah, sastra, bahasa dan filsafat dalam membentuk identitas suatu masyarakat.
“Pelaksanaan kegiatan ini bertujuan untuk memperkaya peran ilmu-ilmu humaniora dalam melestarikan dan memperkuat identitas nasional dalam menghadapi tantangan-tantangan baru,” kata Guru Besar FIB Unand tersebut.
Tidak hanya itu, katanya, konferensi ini juga menjadi ajang bagi para akademisi di seluruh dunia untuk berkolaborasi, berdiskusi dan berbagi pengalaman yang diharapkan dapat memperkuat peranan ilmu budaya, seni dan ilmu sosial dalam memperkuat identitas nasional.
Dalam konferensi tersebut, sejumlah pembicara ikut hadir. Di antaranya, Prof Helen Boholano dari Cebu Normal University, Filipina dan Dr Soe Tjen Marching dari SOAS University of London.
Pembicara lainnya, Prof Rafeah Legino dari Universiti MARA Malaysia, Prof Purnawan Basundoro dari Universitas Airlangga (Unair), Prof Afrizal dari Unand, Prof Setiadi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Ahli Hassan dari Global Institute for Research Education and Scholarship Netherland dan Kepala Departemen Linguistik FIB Unand, Oktavianus. (rdr)