PADANG, RADARSUMBAR.COM – Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Khaira Ummah menggelar Tabligh Akbar memperingati 30 tahun pengabdian di Aula SMP Khaira Ummah, Kelurahan Koto Panjang Ikua Koto, Kecamatan Kototangah, Kota Padang, Rabu (13/12/2023).
“YPI Khaira Ummah telah berdiri sejak 30 tahun lalu. Bahkan saat gempa 2009, kita terdampak namun dengan upaya bahu membahu pihak sekolah dengan orangtua siswa, kita terus bergerak. Kita perlu memperkenalkan YPI Khaira Ummah. Semoga selalu dapat dukungan, sokongan dari semua pihak yang ikhlas berjuang,” ungkap Pembina YPI Khaira Ummah, Ir. Masril.
Peringatan Milad 30 tahun YPI Khaira Ummah tersebut turut dihadiri Pengurus Wanita Islam Sumbar (Yasnida Syamsudin & Kartini), Ketua Pemuda Dewan Da’wah Sumbar Jimmi Syah Putra Ginting, Kepala SMP Khaira Ummah Iradati Yaqub, dan Kepala SD Khaira Ummah Ernawati.
Ketua Umum MUI Sumbar Buya Gusrizal Gazahar Dt. Palimo Basa yang hadir saat acara Tabligh Akbar mengajak umat mewaspadai gerakan penghancuran peradaban dari kaum orientalis.
Merujuk satu buku yang ditulis Dr. Musthafa Mahmud dalam bukunya Qiraat lil Mustaqbal “Pembacaan Masa Depan”, Buya menjelaskan ada 3 strategi orientalis jika seseorang ingin menghancurkan peradaban bangsa. Pertama, hancurkan rumah tangga, buat istri malu berperan sebagai ibu rumah tangga.
Kedua, hancurkan pendidikan, buat pendidikan jadi tidak penting di tengah masyarakat. Guru kurangi wibawanya, guru digiring sebagai pekerja yang dinilai hanya dari upah/gaji saja. Peran strategis gurus semakin hari dikikis, wibawanya berkurang.
Ketiga, hancurkan keteladanan di tengah masyarakat. Bagaimana tokoh-tokoh teladan masyarakat dicari-cari salahnya, bagaimana peran dai dinilai seperti peran orang upahan, demikian juga ulama dianggap sebagai pekerja, fatwa ulama diabaikan.
Menurut Buya lembaga pendidikan seperti YPI Khaira Ummah berperan penting sebagai benteng pertahanan dari gerakan orientalis tersebut. “Khaira Ummah bisa mengimplementasikan nilai-nilai sepenuh hati. Namun peran tersebut akan optimal jika orangtua siswa berperan optimal pula di rumah dalam pendidikan rumah tangga,” terang Buya.
Pendidikan rumah tangga katanya, harus sejalan dengan visi misi sekolah. Guru, institusi, kebijakan pemerintah, dan orangtua harus searah untuk mewujudkan pendidikan budi pekerti yang seutuhnya.
“Hormatilah guru-guru kita dengan posisi yang mulia. Jaga wibawanya di tengah-tengah umat,” pesan Buya Gusrizal.
Senada dengan itu, Bunda PAUD Sumbar Harneli Bahar, mengingatkan semua pihak agar khawatir meninggalkan generasi yang lemah. Sebagaimana QS. An-Nisa Ayat 9, katanya diantaranya, lemah iman, lemah ilmu, lemah mental, lemah fisik, dan lemah ekonomi.
“Kita mesti mendidik anak kita agar tidak meninggalkan shalat. Generasi yang lemah lah yang mudah dipengaruhi orientalis, komunis, maupun aliran sesat lainnya,” tegas Harneli. (rdr)
Komentar