Pilar pertama, adalah proses dan teknologi. Proses ini harus diimplementasikan sesuai dengan prosedur dan jelas, kemudian harus menggunakan alat atau teknologi yang tepat, dan mengaktifkan kebiasaan sistem/manajemen.
Kemudian Pilar kedua, yaitu kompetensi. Kata dia, kalau ada proses yang bagus tapi pekerja kurang kompeten, maka manajemen perusahaan tidak mendapatkan apa yang diinginkan.
Maka dari itu, manajemen jangan hanya fokus pada prosedur dan sistemn-sistem, tapi harus mengingat bagaimana manajemen bisa meningkatkan kompetensi karyawannya di lapangan.
“Selanjutnya pilar ketiga, adalah mindsets dan behaviors. Pada pilar ini, bagaimana kita bisa mengubah pola pikir pekerja yang berbasis resiko atau sensitif terhadap resiko.”
“Sehingga pekerja dapat memiliki rasa kepedulian dan bangga terhadap apa yang mereka kerjakan, disamping mereka juga merasa memiliki kepemimpinan yang terasa,” ujarnya
Terakhir, Alfonsius mengatakan, adalah pilar Governance Management, dimana pada pilar ini harus dilakukan KPI sesuai dengan tujuan leading maupun lagging.
“Kemudian, melakukan sistem manajemen kerja berbasis risiko, sehingga organisasi terus berlajar menghilangkan insiden yang berulang,” tutupnya. (rdr)