Dua Pekan Terakhir, Kota Pariaman Alami Sejumlah Bencana

Ada pohon tumbang, banjir dan juga musibah anak hanyut.

Foto dari atas kondisi longsor yang menimpa dapur rumah warga di Desa Cubadak Aie, Kota Pariaman, Sumbar. (Antara/HO-BPBD Pariaman)

Foto dari atas kondisi longsor yang menimpa dapur rumah warga di Desa Cubadak Aie, Kota Pariaman, Sumbar. (Antara/HO-BPBD Pariaman)

Follow WhatsApp Channel, Telegram, Facebook, Instagram Radar Sumbar untuk update berita terbaru

PARIAMAN, RADARSUMBAR.COM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pariaman, mencatat daerah itu mengalami sejumlah bencana mulai dari pohon tumbang, air tergenang hingga longsor dalam dua pekan terakhir akibat cuaca ekstrem yang menerjang daerah itu.

“Pohon tumbang mendominasi bencana di Pariaman dalam dua pekan terakhir,” kata Sekretaris BPBD Kota Pariaman Radius Syahbandar di Pariaman, Rabu.

Ia mengatakan tumbangnya pohon di Pariaman terjadi tidak saja karena faktor cuaca namun juga usianya yang relatif tua sehingga rawan tumbang.

Pohon yang tumbang tersebut, kata dia tidak saja menimpa jalan namun juga teras dan dapur rumah warga serta lokasi objek wisata.

“Untuk pohon tumbang materialnya langsung dibersihkan hari itu juga,” katanya.

Selain pohon tumbang, lanjutnya daerah itu juga ditimpa longsor yang terjadi Desa Cubadak Aie pada Senin yang materialnya masih dibersihkan secara bertahap oleh tim BPBD setempat.

Beruntung, lanjutnya dalam peristiwa pohon tumbang dan longsor tersebut tidak ada korban jiwa karena bencana tersebut hanya menimpa bagian teras dan dapur rumah warga.

“Untuk korban kami berikan logistik diantaranya terpal dan makanan,” ujarnya.

Ia mengatakan terjadi korban jiwa pada Minggu (1/12/2024) yakni seorang anak yang sedang mandi di muara sungai. Anak tersebut diketahui tidak bisa beranang sehingga hanyut terbawa arus yang saat itu juga terjadi air laut pasang naik.

Sedangkan air tergenang, kata dia terjadi di sejumlah lokasi karena sistem drainase yang belum maksimal menampung debit air akibat tingginya curah hujan.

Ia menyampaikan banjir terparah yang menerjang daerah itu dalam tahun ini terjadi pada awal tahun 2024. Banjir yang terjadi di Pariaman tidak saja disebabkan karena cuaca ekstrem namun juga akibat air pasang laut naik.

“Jadi kalau terjadi hujan lebih dari 2 jam maka warga diminta waspada, apalagi saat air laut pasang naik,” tambahnya. (rdr/ant)

Exit mobile version