“Kami ingin meningkatkan penghasilan petani sawit melalui kajian yang tepat hingga nantinya pohon sawit yang sudah ditumbang mampu lagi menghasilkan gula merah,” ujarnya.
Ia menyebutkan hasil uji laboratorium dari UPTD Laboratorium Kesehatan Dinas Kesehatan Propinsi Sumbar juga sudah keluar dan hasilnyapun sangat menggembirakan terhadap sampel yang diambil dari olahan pengrajin di Sungai Aur.
Ia menjelaskan hasil kunjungan ke Kabupaten Muko Muko ternyata pembuatan gula merah dari air kelapa sawit telah pernah sukses pada tahun 2008 hingga tahun 2015 yang saat itu masa peremajaan perkebunan sawit.
Namun setelah itu sempat terhenti akibat terbatasnya pohon sawit untuk diremajakan serta masih kurangnya perhatian Pemkab soal persaingan harga.
Keberhasilan lain di kabupaten Muko Muko yaitu membuat serbuk pohon sawit dengan campuran gendoregan menjadi papan cor.
Bahkan pembuatan gula merah dari air pohon kelapa biasa juga banyak dilakukan masyarakat setempat dengan perlakuan yang sama seperti membuat gula merah dari pohon aren.
“Mudah-mudahan dengan kunjungan ini bisa memberikan manfaat nantinya bagi di Pasaman Barat dalam rangka menambah penghasilan petani,” harapnya. (rdr/ant)