SIMPANGEMPAT, RADARSUMBAR.COM – Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat melalui Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura telah mengusulkan bantuan benih dan sarana produksi pertanian (saprodi) kepada Kementerian Pertanian untuk petani yang gagal panen akibat banjir.
“Kita telah menyampaikan kepada Kementerian Pertanian bahwa ada 10 hektare lahan persawahan yang gagal panen (fuso) akibat meluapnya aliran Sungai Batang Laping di Nagari Desa Baru Kecamatan Ranah Batahan Pasaman Barat,” kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Pasaman Barat Doddy San Ismail di Simpang Empat, Sumbar, Minggu.
Ia mengatakan, dari hasil konfirmasi kepada pihak kementerian maka tim mereka akan turun ke Pasaman Barat pada November nanti.
Ia mengajak kelompok tani di lokasi tersebut agar awal musim tanam segera untuk melakukan Asuransi Usaha Tanaman Padi (AUTP) untuk meminimalkan gagal panen.
“Mudah-mudahan petani yang gagal panen bisa memperoleh bantuan untuk benih dan saprodi,” katanya.
Ia menyebutkan gagal panen itu menyebabkan petani mengalami kerugian sebanyak 60 ton karena satu hektare sawah produksinya 6 ton.
“Meluapnya air Sungai Batang Laping itu telah terjadi satu pekan terakhir dipicu hujan deras yang terjadi di daerah itu,” katanya.
Kondisi saat ini produksi padi di Pasaman Barat delapan bulan terakhir rentang waktu Januari-Agustus 2024 mencapai 58.415 ton dari 103.684 ton selama 2024.
“Di sisa waktu ini sampai akhir tahun kita akan berupaya mencapai target yang ditetapkan,” katanya.
Ia menyebutkan untuk mencapai target produksi itu maka pihaknya melakukan sejumlah upaya yakni melakukan rehab jaringan irigasi tersier, pembangunan jalan usaha tani dan bantuan alat mesin pertanian.
Selain itu juga memanfaatkan lahan perkebunan yang saat ini masa peremajaan sawit rakyat.
Ia menambahkan daerah sentra padi di Pasaman Barat terletak di Kecamatan Talamau, Kinali, Ranah Batahan dan Gunung Tuleh.
Pihaknya berkomitmen untuk meningkatkan produksi padi guna mensejahterakan petani. (rdr/ant)