SIMPANGEMPAT, RADARSUMBAR.COM – Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, mengimbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kebakaran akibat cuaca ekstrem yang melanda wilayah tersebut, terutama angin kencang yang dapat memperbesar api.
Pelaksana Tugas Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Satpol PP Damkar) Pasaman Barat, Handoko, mengingatkan agar warga tidak sembarangan membakar apapun, mengingat cuaca ekstrem yang sedang berlangsung. “Jangan sembarangan membakar apapun saat ini. Jika lalai, bisa berdampak besar karena api bisa cepat membesar akibat angin kencang,” ujar Handoko di Simpang Empat, Senin, 13 Januari 2025.
Ia menambahkan bahwa dalam seminggu terakhir, Pasaman Barat dilanda angin kencang, yang meningkatkan bahaya kebakaran. “Jangan membakar lahan atau hutan sembarangan. Jika memasak menggunakan kayu, harus diawasi dengan benar,” tambahnya.
Menurut data yang disampaikan Handoko, sejak 1 Januari hingga 13 Januari 2025, sudah terjadi lima kali kebakaran di Pasaman Barat. Rincian kebakaran tersebut adalah tiga kebakaran rumah, satu kebakaran batang kelapa sawit, dan satu kebakaran kendaraan roda dua.
Sementara pada tahun 2024, Satpol PP Damkar Pasaman Barat menangani 54 kebakaran selama 11 bulan. Rincian peristiwa kebakaran tahun 2024 mencakup 27 kebakaran rumah, satu kebakaran toko, tiga kebakaran gudang, dua kebakaran tempat ibadah, dua kebakaran peralatan listrik dan elektronik, tujuh kebakaran kendaraan bermotor, satu kebakaran kompor gas, serta 10 kebakaran hutan dan lahan.
Handoko menjelaskan bahwa kebanyakan kebakaran disebabkan oleh pembakaran sampah dan lahan yang dilakukan sembarangan, terutama di tengah cuaca yang tidak menentu dan kemarau. “Beberapa kebakaran yang terjadi sebelumnya dimulai dari pembakaran sampah yang tidak diawasi dengan baik,” ujarnya.
Pihaknya juga mengingatkan perusahaan kelapa sawit agar tidak membakar lahan secara sembarangan. “Kita selalu mengingatkan dan memberikan sosialisasi kepada perusahaan kelapa sawit untuk tidak membakar lahan sembarangan, serta mengadakan simulasi dan menyiapkan alat pemadam kebakaran sederhana,” tambah Handoko.
Sebagai langkah antisipasi, Satpol PP Damkar Pasaman Barat telah membentuk lima orang relawan pemadam kebakaran di masing-masing dari 19 nagari (desa) yang ada di wilayah tersebut. Tugas mereka antara lain untuk memberikan sosialisasi dan melaporkan kejadian kebakaran dengan cepat.
“Perusahaan kelapa sawit juga diwajibkan untuk menyiapkan peralatan pemadam kebakaran dan memberikan pelatihan kepada karyawan sebagai antisipasi kebakaran. Selain itu, mereka harus melaporkan kegiatan mereka secara berkala kepada kami,” ungkap Handoko. (rdr/ant)