SIMPANGEMPAT, RADARSUMBAR.COM – Ratusan warga Kajai dan Pinaga Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar), Sumatera Barat melakukan aksi unjuk rasa ke kantor bupati setempat menuntut hak mereka sebagai korban gempa yang belum terealisasikan, Senin.
“Kami ingin kejelasan kepada Pemkab Pasaman Barat bagaimana nasib kami korban gempa yang belum ada bantuan baik bagi rumah rusak ringan, sedang maupun berat di Kecamatan Talamau umumnya,” kata salah seorang orator pengunjuk rasa, Mashendy saat menyampaikan aspirasi di depan kantor Bupati Pasaman Barat, Senin.
Ia mengatakan ratusan masyarakat masih tidur di tenda darurat hingga saat ini, hampir satu tahun bencana gempa di daerah itu pada 25 Februari 2022 lalu. “Kami ingin bertemu bupati dan wakil bupati langsung untuk mempertanyakan nasib kami,” katanya.
Ia juga meminta agar anggaran bantuan bagi korban segera dicairkan baik dari pemerintah pusat, provinsi maupun kabupaten sesuai daftar nama yang telah di SK-kan. “Sebentar lagi mau bulan puasa dan ratusan warga masih tidur di tenda darurat. Segeralah selesaikan rumah bantuan itu secepatnya,” ujarnya.
Kemudian mereka juga meminta agar pelaksanaan pembangunan rumah bantuan itu dapat terbuka dan transparan.
Para pengunjuk rasa berkumpul di halaman Masjid Agung Pasaman Baru sekitar pukul 11.30 WIB. Kemudian berjalan kaki menuju kantor bupati yang berjarak sekitar 500 meter dengan membawa berbagai macam spanduk dan atribut lainnya.
Sesampai di persimpangan gerbang rumah dinas bupati para pengunjuk rasa disambut oleh pihak keamanan dan pihak terkait dari Pemkab Pasaman Barat.
Usai memberikan orasi, pengunjuk rasa ditawarkan mengutus perwakilan untuk bertemu di Kantor Badan Kesatuan Bangsa Politik membicarakan tuntutan itu karena Bupati, Wakil Bupati dan Sekretaris Daerah serta jajarannya tidak berada di kantor karena sedang melaksanakan rangkaian kegiatan dalam rangka Hari Ulang Tahun ke-19 Pasaman Barat.
“Para pimpinan sedang tugas luar sehingga tidak bisa bertemu dan alangkah baiknya kita bicarakan di kantor Kesbangpol dengan perwakilan,” kata Kepala Kesbangpol Pasaman Barat Devi Irawan.
Mendengar itu, para pengunjuk rasa tidak bersedia dan tetap ngotot ingin bertemu dengan bupati atau wakil bupati. “Kami ingin bertemu dengan bupati dan wakil bupati apapun ceritanya. Jika tidak bisa saat ini kami akan menunggunya sampai malam. Kalau perlu kami bermalam di halaman kantor bupati ini,” tegas Mashendy.
Setelah menyampaikan keinginannya para pengunjuk rasa membubarkan diri untuk melaksanakan sholat dzuhur dan akan kembali melanjutkan unjuk rasa nanti. Aksi unjuk rasa itu dapat pengawalan dari pihak kepolisian Polres Pasaman Barat, TNI dan Satuan Polisi Pamong Praja dan masih berjalan dengan aman dan lancar. (rdr/ant)