Bupati: 24 Ribu Warga Pasbar Masuk Kategori Miskin Ekstrem

Sejak Indonesia merdeka, angka kemiskinan masih menjadi permasalahan

Bupati Pasaman Barat, Sumbar Hamsuardi. (Foto: ANTARA)

SIMPANGEMPAT, RADARSUMBAR.COM – Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat terus menjaga ketahanan pangan guna menyediakan makanan kepada warga yang tergolong masuk ke dalam kemiskinan ekstrem yang masih cukup tinggi di daerah itu.

“Data yang ada sekitar 24 ribu masyarakat Pasaman Barat yang masuk kemiskinan ekstrem. Kita akan upayakan mengatasinya karena sudah prioritas pemerintah pusat,” kata Bupati Pasaman Barat Hamsuardi di Simpang Empat, Minggu.

Menurutnya kemiskinan ekstrem adalah kondisi ketidakmampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar, yaitu makanan, air bersih, sanitasi layak, kesehatan, tempat tinggal, pendidikan dan akses informasi terhadap pendapatan dan layanan sosial.

“Untuk mengatasi kemiskinan ekstrem itu tentu dibutuhkan kerja sama semua pihak. Selain memperhatikan makanan mereka, sanitasi dan kesehatannya juga diperhatikan,” katanya

Pihaknya juga menyediakan anggaran melalui dana nagari atau desa untuk dan menyediakan dan memastikan ketersediaan kebutuhan pangan bagi masyarakat.

“Setiap nagari atau desa kita sediakan 20 persen dari anggaran yang ada untuk menjaga ketahanan pangan di nagari masing-masing,” sebutnya.

Secara umum di Pasaman Barat mencapai 32 ribu masih hidup dalam kemiskinan yang butuh penanganan serius.

Wakil Bupati Pasaman Barat Risnawanto sebelumnya mengatakan untuk menurunkan angka kemiskinan itu diperlukan langkah strategis dan sinergi lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang ada.

“Ini menjadi tugas kita bersama. Sejak Indonesia merdeka, angka kemiskinan masih menjadi permasalahan. Kita harus bersinergi dan fokus menuntaskan dan menurunkan angka kemiskinan di Pasaman Barat hingga target dapat kita raih. Bagaimana meningkatkan sinergisitas data semua OPD,” katanya.

Ia meminta kesepahaman semua organisasi perangkat daerah bersama-sama menjalankan program ke masyarakat secara langsung.

Kemiskinan, kata dia, menjadi faktor utama yang memiliki kaitan dengan faktor lain seperti pendidikan dan kesehatan.

Untuk itu, ia berharap, tim koordinasi penanggulangan kemiskinan daerah Pasaman Barat yang hadir berusaha dan bekerja secara maksimal dalam upaya menurunkan angka kemiskinan.

Di antara upaya yang dilakukan, seperti pemulihan ekonomi setelah pandemi COVID-19. Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) kembali dilakukan agar pelaku usaha itu kembali bangkit.

“Sekitar 380 UMKM terdampak saat gempa pada Februari lalu. Pendampingan dan pembinaan harus dilakukan,” ujarnya.

Selain itu juga berbagai pembangunan infrastruktur dan kesehatan terus dipacu agar masalah kemiskinan dapat secara perlahan ditekan.

“Apabila angka kemiskinan tinggi, maka semua akan terpengaruh. Tingkat pendidikan akan rendah, dan angka kemiskinan otomatis akan berdampak pada kesehatannya,” sebutnya. (rdr/ant)

Gabung WhatsApp Channel, Telegram Channel, dan follow juga Facebook, Instagram Radar Sumbar untuk update berita terbaru
Exit mobile version