SIMPANGEMPAT, RADARSUMBAR.COM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat membuat pemetaan kajian risiko bencana di daerah itu bekerja sama dengan perguruan tinggi agar saat penanggulangan kejadian itu dapat tepat sasaran.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Pasaman Barat Zulkarnain di Simpang Empat, Sabtu, mengatakan pendataan terkait dengan kegiatan itu dilakukan tenaga ahli dari Universitas Negeri Padang.
“Ketika pemetaan kajian risiko bencana selesai dan telah diatensi ke BNPB maka baru dimasukkan ke peraturan daerah,” katanya.
Dia mengatakan sinkronisasi pemetaan kajian risiko bencana dengan tata ruang perlu dilakukan untuk melihat daerah mana yang menjadi daerah bencana.
Ia menyebutkan dari 11 jenis kebencanaan, Pasaman Barat memiliki potensi yakni gempa bumi dan patahan, tsunami, banjir bandang atau galodo, tanah bergerak, tanah longsor, dan erosi serta abrasi.
Selain itu, kebakaran lahan dan hutan, badai, angin puting beliung, konflik sosial, kegagalan teknologi, epidemi, dan wabah penyakit serta kekeringan.
Ia juga mengatakan Pasaman Barat memiliki sejumlah sungai besar yang rawan banjir dan bentuk bencana lainnya.
“Sosialisasi dan simulasi terus kita lakukan ke masyarakat dan pihak terkait lainnya. Mudah-mudahan pemetaan kajian risiko bencana akan segera rampung,” katanya.
Ia menjelaskan jika pemetaan kajian risiko bencana selesai untuk selanjutnya anggaran penanganan kebencanaan dapat diusulkan atau diminta ke BNPB.
“Tentu kebutuhan kebencanaan sangat banyak dan diperlukan anggaran pusat baik melengkapi sarana prasarana maupun kegiatan kebencanaan,” ujarnya. (rdr/ant)