Anak sekolah diminta untuk tidak libur dan untuk sementara waktu tempat belajar dapat digunakan dengan menyekat ruang kelas yang ada dan pada ruang ibadah.
“Kepada komite sekolah diharapkan memberikan informasi yang baik kepada orang tua siswa dan mengajak para orang tua bergotong royong membersihkan puing-puing atap dan rangka atap yang berserakan di halaman sekolah serta memindahkan mobiler, lemari dan buku-buku yang berada pada ruang yang rusak,” ujarnya.
Ia juga meminta pihak SDN 18 Sungai Aur agar segera membuat laporan kejadian bencana alam yang diketahui wali nagari dan camat ditujukan kepada Bupati Pasaman Barat ditembuskan kepada kepala BPBD dan Dinas Pendidikan.
“Sehubungan rehabilitasi ruang kelas yang rusak diperkirakan biaya perbaikannya mencapai Rp 300 juta. Kita akan usulkan dan pertimbangkan kepada pimpinan, agar dapat direhabilitasi dengan anggaran biaya tidak terduga (BTT),” katanya.
Ia meminta dukungan masyarakat, tokoh masyarakat, kepala jorong, wali nagari dan camat sehingga bangunan yg rusak dapat segera kita perbaiki, sehingga para siswa dapat kembali belajar dengan nyaman. (rdr/ant)