PASBAR, RADARSUMBAR.COM – Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah memimpin rapat bersama jajaran Forkopimda Sumbar dan Forkopimda Pasaman Barat (Pasbar), Selasa (08/08/2023).
Selain untuk memastikan terjaminnya keamanan dan kenyamanan masyarakat, rapat juga digelar untuk mencari titik terang atas penolakan sejumlah warga Air Bangis terhadap Proyeksi Strategis Nasional (PSN).
“Kehadiran kita di sini, pertama tentu untuk memastikan seluruh masyarakat kita di Air Bangis dapat hidup dalam situasi aman dan kondusif.”
“Kemudian, tentu kita berusaha untuk mencari titik terang atas masalah penolakan PSN dari sebagian masyarakat,” kata Gubernur Mahyeldi di sela rapat di Kantor Bupati Pasbar.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Mahyeldi menegaskan, bahwa hal terpenting saat ini adalah, bahwa masyarakat yang ikut dalam aksi unjuk rasa pada pekan lalu, dapat kembali menjalani hidup dengan kondusif, bisa kembali beraktivitas, dan anak-anak kembali dapat bersekolah.
Ada pun untuk kepastian terkait poin-poin tuntutan warga dalam aksi unjuk rasa, Gubernur Mahyeldi memastikan semua hal itu akan dikaji dengan sebaik-baik mungkin. Namun yang pasti, apa yang menjadi hak masyarakat tidak akan terganggu, akan tetapi tata aturan tetap harus dipatuhi.
“Kita juga mendengar informasi di lapangan, baik dari jajaran pemerintah daerah provinsi dan kabupaten, terkait adanya isu ancaman dan lain sebagainya yang berkembang di tengah masyarakat,”
“itu kita bersama Forkopimda sudah ada datanya, tentu mana-mana yang masuk ranah hukum akan diproses pula di ranah itu,” ucap Gubernur lagi.
Setelah turun langsung ke Kabupaten Pasbar, Gubernur Mahyeldi melihat langsung dan mendapat informasi bahwa situasi dan kondisi di Air Bangis, secara khusus di Jorong Pigobah Patibubur, secara umum sangat kondusif.
Namun, pantauan lewat Tim Terpadu tetap dilakukan, sehingga proses mencari titik terang atas persoalan yang ada bisa mencapai hasil yang dapat diterima oleh seluruh pihak.
“Kemarin setelah enam hari lebih kurang berunjuk rasa di Kota Padang, dan kita dapati banyak peserta yang sangat rentan dari potensi sakit, bahkan sudah banyak yang sakit,”